![]() |
You will allways by my side.. |
"Nasi Goreng makanan bukan?" Pak Agus bertanya.
"Ya, makanan...", jawab saya
"Nah gimanapun rasanya, asal kamu bisa menikmatinya,
berarti itu makanan", pak Agus menegaskan sambil tersenyum lebar.
Dialog itu terjadi seusai saya menyanyikan -sesuatu yang
menurut saya lagu- di depan pak Agus. Saya, si Mr. Nobody, yang hanya bisa
nyanyi Do Re Mi dan main gitar kunci dasar C D E F G A B C, tiba-tiba datang
kepada seorang musisi dan minta dibuatkan aransemen musik untuk -sesuatu yang
menurut saya lagu- itu. Waktu itu saya sendiri masih ragu apakah
"itu" bisa disebut sebuah lagu.
Dengan sabar pak Agus mendengarkan lagu saya tersebut, dari
awal sampai akhir. Kemudian mulai memainkan jarinya diatas keyboard
piano. Nada demi nada, chord demi chord, daaannnn.... musik buat lagu itu
pun terbentuklah. Saya sendiri tak percaya, bahwa lagu ciptaan saya itu
akhirnya berbentuk sebuah lagu utuh, ada musik yang mengiringinya dan ada suara
yang menyayikan bait demi bait liriknya.
Baiklah, sebelumnya saya perlu tegaskan bahwa saya bukan
penyayi profesional. Jadi harap maklum kalau nanti mendengar lagu ciptaan
saya itu, suara penyayinya kurang enak, karena itu suara saya sendiri
he..he..he... Untung ketolong sama musiknya, musiknya apik karena yang
mengaransemen musiknya adalah seorang musisi beneran, bukan hanya main gitar
kunci dasar seperti saya.
Lha bagaimana si Mr. Nobody ini bisa mencipta lagu? Saya
sendiri sebenarnya sedikit heran. Kerjaan sehari-hari padahal di bidang teknik
(saya orang IT), pasti gak ada Do Re Mi-nya kan, apa lagi menggubah musik. Ya
nggak? Lha terus sedang kerasukan setan apakah sehingga bisa mencipta lagu?
hem... Mungkin karena saya suka nyanyi-nyanyi kali ya, menyanyikan berbagai lagu,
dari berbagai genre, baik dalam maupun luar negri. Ditambah saya juga suka
bikin puisi (Orang IT yang suka berpuisi, well... acceptable lah ya ^_^).
Biasanya puisi-puisi tersebut saya publikasikan di twitter saya, @aa_irpan.
Nah, untuk lagu, biasanya sih, saya bikin nada-nada lagunya
dulu, baru kemudian dibuat bait-bait liriknya. Ketika mebuat lagu, biasanya
saya terinspirasi oleh suatu peristiwa atau melihat sesuatu/seseorang. Meski
terkadang bisa juga tanpa hal-hal seperti itu. Jika sedang naik motor, sering
saya bersenandung sekenanya. Jika senandung-senandung itu terdengar enak, saya
ulang-ulang, di ulang-ulang lagi, begitu terus. Sampai benar-benar
"berbentuk". Supaya nggak lupa, biasanya senandung tersebut direkam
menggunakan voice recorder yang ada di HP. Untuk lagu single “Kamu Yang
Terbaik” ini, berikut senandung-senandungnya yang pernah saya rekam, -setelah
menepikan motor saya tentunya- :
- [Senandung pertama]
- [Senandung kedua]
- [Senandung ketiga]
Nah setelah senandung-senandung tersebut membentuk suatu
lagu, selanjutnya dibuatlah liriknya. Lirik lagu yang dibuat biasanya bercerita
sesuatu. Berdasar pada imajinasi saya tentang "emosi" yang menyertai
lagu tersebut. Untuk lagu "Kamu yang Terbaik" ini, inspirasinya
datang ketika saya sedang meriang ^_^. Selama sakit, dengan telaten istri saya
mengurus dan merawat sampai saya sembuh kembali. Dari situ muncul satu ide,
saya ingin berterima kasih pada istri dalam bentuk sebuah lagu. Untuk beberapa
waktu, ide tersebut baru hanya sebatas ide, sampai suatu saat sebaris kalimat
melintas dibenak. Kalimatnya begini: "Kau mungkin bukan yang tercantik,
tapi kamu yang terbaik". Baris tersebut muncul bersama dengan nada-nada
lagunya. Nah dari sebaris kalimat itu, saya kembangkan lagi menjadi baris-baris
dan bait-bait yang kalau menurut kamus Vickynisasi disebut "puitis
logis". Sebisa mungkin saya membuat baris-baris yang puitis, namun tiap
baris itu berhubungan satu-sama lain sehingga bisa dimengerti dan dicerna
sebagai sebuah cerita alias logis.
Setelah terbentuk 2 unsur:
- nada-nada lagu
- liriknya
Ngomong-ngomong, dari tadi saya cerita pak Agus pak Agus,
siapakah pak Agus sang musikus kita ini? Pak Agus yang nama lengkapnya Agus
Sumitro ini, bekerja di perusahaan yang sama dengan saya, meski beda divisi
(dan beda level, beliau levelnya lebih tinggi ^_^). Jadi, rekan kerja lah
gitu. Beliau mengurusi operasional suatu kompleks gedung Apartemen di daerah
Kuningan Jakarta. Namun siapa nyana, beliau juga seorang musisi yang pernah
bekerjasama dengan beberapa musisi terkenal tingkat nasional.
Beruntungnya saya he..he..he...
Nah, saya pun kemudian bertandang ke rumahnya. Terjadilah
dialog yang saya ceritakan di awal tadi. Saya, yang hanya bisa nyanyi Do Re Mi
dan main gitar kunci dasar C D E F G A B C, banyak menimba ilmu dari beliau.
Apa itu not, nada, ketukan, birama, dan buanyak lagi. Dan untuk menjelaskan pak
Agus suka menggunakan analogi-analogi yang memudahkan kita untuk memahaminya.
Misalnya sebuah lagu yang dianalogikan sebagai makanan tadi. Pak Agus suka
menganalogikan bagian Reffrain (Reff.) suatu lagu sebagai "main
course" atau hidangan utama. Bagian bait-bait awal disebutnya
"appetizer", dan bagian akhir disebut "desert" alias
pencuci mulut. Gimana? Mudah dicerna kan?
Meski demikian, musik itu tentang berlatih dan berlatih,
bukan hanya hapalan teori. Karena untuk keterampilan memainkan alat musik saya
sepertinya kurang, pak Agus memberi saya suatu rekaman untuk melatih suara.
Rekaman tersebut berisi rangkaian not yang dimainkan piano, dari nada-nada
bawah sampai nada-nada atas. Saya harus menirukan nada-nada dari rekaman
tersebut, untuk berlatih suara. Saya biasanya melakukan latihan ini sambil naik
motor, ketika berangkat dan pulang kerja. ^_^
berikut file rekaman latihan suara tersebut.
[hak cipta rekaman ini milik "agusumitro"]
Tapi Tembok Besar Cina tidak dibangun dalam waktu sebulan.
Berlatih suara kalau baru dilakukan sekali dua kali, tentunya belum terlihat
hasilnya. Ini terbukti pada lagu single saya ini. Karena baru berlatih 5 6
kali, trus langsung sok jago minta suaranya direkam, maka hasilnya ya seperti
itulah. Padahal para penyanyi pro saja, meski mereka sudah jago, mereka
tetap menyediakan waktu khusus untuk berlatih setiap harinya. Lha ini si Mr.
Nobody, baru berlatih 5 6 kali sudah mau rekaman. he..he..he..
Namun meski suara penyanyinya "kelas menengah ke
bawah" (suara saya ^_^), saya tetap ingin berbangga-bangga. Narsis dikit
gitu. Ini lho, saya bisa buat lagu. Dan lagu ini saya persembahkan buat istri
tercinta. Sebagai wujud teima kasih saya padanya.
Karena sekarang ini mencipta lagu bukan lagi suatu kesaktian
yang hanya dimiliki oleh para Pujangga atau Musisi Maestro. Semua orang bisa
mencipta lagu. Begitu juga dengan merekam dan memproduksi lagu maupun album,
hal ini bukan lagi privilege perusahaan-perusahaan rekaman besar. Semua orang
bisa mencipta dan memproduksi lagu-lagu mereka sendiri. Apalagi di jaman
komputer seperti sekarang, untuk membuat aransemen musik dan merekam suara,
kita bisa memanfaatkan komputer dan berbagai software "Digital Audio
Workstation". Untuk Software yang berbayar ada Nuendo, Fruity Loop Studio,
dll. Sedang yang gratisan ada LMMS, Studio One, dsb.
Untuk membuat sebuah lagu, kita gak perlu memusingkan proses
produksi atau musiknya mau seperti apa. Yang penting kita mencipta dulu lagunya.
Kita tidak usah minder, "Lagu saya enak enggak ya?" Kalau mau buat,
buat aja lagu. Wujudkan emosi kita, torehkan karya kita di dinding waktu dengan
mencipta sebuah lagu. Gak perlu muluk-muluk memasang target "Multi
Platinum". Toh kita hanya orang biasa, tapi orang biasa yang suka
berkarya. Biarlah karya kita dinikmati, minimal oleh kita sendiri, atau
keluarga dan teman dekat. Kalaupun nanti takdir berkata lain, berarti itu
rejeki buat kita ^_^
Lagi-lagi mari kita dengarkan penjelasan pak Agus tentang
Nasi Goreng ^_^ Sebenarnya kita gak perlu membuat makanan yg susah-susah, meski
kita hanya memasak Nasi Goreng tapi kalo rasanya enak, tampilannya rapih dan
cantik maka nasi goreng tersebut bisa menjadi "Alhamdulillah sesuatu
banget". Sama dengan membuat/memainkan Lagu, kita gak perlu buat yang
susah-susah dulu, yang penting Pesannya sampai ke pendengar dan mereka bisa
menangkap dan menterjemahkan pesan yang ingin kita sampaikan itu. Dengan
sendirinya pendengar akan menikmati lagu tersebut tanpa kita harus membuat lagu
dan musik yang njlimet.
Tapi kalau gaya kita memang suka rumus-rumus musik tingkat
dewa ya silahkan saja tidak ada yang melarang. Hanya saja, kalau musiknya
tingkat dewa, berarti pendengarnya juga harus tingkat dewa juga, dan dewa kan
biasanya sedikit. He..he..he..
Jadi buat yang sederhana aja dulu lah ya. Bermula dari
senandung atau sebait puisi, dikembangkan menjadi sebuah lagu. Setelah jadi
lagu, baru dibuat aransemen musiknya. Kalau kita gak ngerti musik, gak perlu
bingung dengan aransemen, serahkan saja pada ahlinya. Siapa? Ya orang-orang
seperti pak Agus kita itu.
Selamat mencipta Lagu. ^_^
@aa_irpan
===================
Kamu Yang Terbaik
cipt. : Irpan
Arr. : Agusumitro
Kau bisa merindu bulan
Kau bisa memuja bintang
Namun pelita di tengah meja
Dialah yang menerangi kamarmu
Berjuta cinta datang menggoda
Sungguh indah hanya bayangan
Namun kekasih disisimu
Dialah Teman sejati hidupmu
[Reff]
Kau mungkin bukan yang tercantik
diantara semua
Namun engkaulah yang terbaik
didalam hidupku
Kau mungkin bukan yang tercantik
diantara semua
Namun engkaulah yang terbaik
didalam hidupku
didalam hidupku
[Bridge]
Kau slalu ada disisiku
beri kekuatan saat ku tak berdaya
ku berdo'a cinta yang abadi
hingga ujung waktu sampai akhir nanti
[Reff]
Kau mungkin bukan yang tercantik
diantara semua
Namun engkaulah yang terbaik
didalam hidupku
Kau mungkin bukan yang tercantik
diantara semua
Namun engkaulah yang terbaik
didalam hidupku
didalam hidupku
didalam hidupku
***
***