Gebyar Dasawarsa PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) |
Suatu hari saya menerima WA dari guru sekolah anak saya.Beliau mengatakan bahwa anak saya akan mengikuti lomba hafalan quran tingkat MI (Madrasah Ibtidaiyah). Saya dikirimin foto capture layar laptop berisi tulisan teknis lomba beserta keterangan singkat.
Adapun teknis lomba hafalan Qur'an itu adalah sbb:
Untuk tingkat MI/SD, dibagi dua kelompok:
- Kelompok Rendah, itu kelas 1 - 3 SD
- Kelompok Tinggi, itu kelas 4 - 6 SD
Pada pelaksanaan lombanya nanti, tiap peserta akan diberi 4 soal.
- Membaca surat wajib
- Meneruskan ayat
- Meneruskan ayat
- Meneruskan surat
Teknis Lomba Tahfidz dijelaskan oleh Juri |
Juri yang kedepan ini menjelaskan teknis lomba. Bahwa dalam pelaksanaan tes, akan ditandai dengan ketukan palu, seperti ketukan palu hakim di pengadilan. Adapun kode ketukannya adalah sbb:
- ketuk 3x pertanda test mulai
- ketuk 1x artinya peserta salah membaca
- ketuk 2x cukup, tidak perlu diteruskan
- ketuk 4x test peserta selesai
Satu-persatu peserta dipanggil. Adapun pemanggilanya berselang seling antara kelompok tinggi dan kelompok rendah.
Juri yang 3 orang ini, rupanya mempunyai tugas masing-masing. Yang satu membacakan soal, satu lagi menjadi pengetuk palu, dan yang satu lagi fokus mendengarkan. Namun ketiganya juga menuliskan penilaian.
Ketika namanya dipanggil oleh MC, peserta maju kedepan, kearah petugas yang memegang tumpukan amplop kecil. Lalu dia memilih satu amplop, kemudian diserahkan ke juri. Amplop tersebut berisi soal yang akan diujikan. Kemudian peserta mengambil tempat di meja kecil di tengah, siap untuk diuji.
Selanjutnya juri yang bertugas mengetuk palu, akan mengetukkan palu 3 kali sebagai pertanda ujian peserta ini dimulai. Peserta mengucapkan salam.
Kemudian juri yang bertugas membacakan soal, meminta peserta membacakan surat wajib.
Pada lomba kemarin, surat wajibnya adalah:
- Kelompok Rendah, surat Al-Kafiruun
- Kelompok Tinggi, surat Al-Ghasiyah
- Hafalan
- Makhorijul huruf
- Tajwid
- Tartil
Setelah surat wajib selesai dibaca, juri kemudian membacakan soal kedua yakni melanjutkan ayat. Berdasarkan amplop yang dipilih oleh peserta, juri membacakan satu ayat atau potongan ayat. Kemudian peserta diminta melanjutkannya.
Kalau peserta salah melanjutkan, maka juri akan mengetukkan palu sebanyak 1 kali. Peserta diminta memperbaiki kesalahannya. Untuk memperbaiki kesalahan, peserta akan diberi kesempatan sebanyak 3 kali. Coba baca, kalau salah, juri ketuk 1x. Coba lagi bacaan lain, kalau masih salah, ketuk lagi 1x. Coba lagi bacaan lain, kalau masih salah juga, juri akan mengetukan palu 1x, lalu ia akan menyatakan cukup dengan mengetuk 2x, artinya untuk soal tersebut dianggap cukup. Lalu berlanjut ke soal berikutnya.
Soal berikutnya masih meneruskan ayat. Baru setelah 2 soal meneruskan ayat, soal terakhir adalah meneruskan surat. Juri akan membacakan ayat terakhir dari sebuah surat, kemudian peserta harus melanjutkan ke surat berikutnya, sesuai dengan susunan surat di Al-quran. Misalnya, Juri membacakan ayat terakhir dari surat Al-Falaq, maka peserta harus meneruskannya dengan membaca surat An-Naas.
Jika surat yang dibaca cukup panjang, juri bisa saja mengetukkan palu 2x sebagai pertanda cukup. Ketukan 2x ini untuk mengakhiri, meskipun peserta tidak melakukan kesalahan, namun juri bisa saja memotong dan menyatakan cukup. Maksudnya juri sudah menilai ini benar, dan untuk menghemat waktu, bacaannya sampai disini.
Di lanjutkan ke peserta berikutnya.
Durasi waktu test untuk setiap peserta berbeda-beda. Kalau peserta bisa menjawab semua soal dengan lancar, waktunya cukup singkat, mungkin hanya 5 menit, bahkan kurang. Namun kalau peserta melakukan kesalahan, waktunya bisa lama. Karena peserta diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dengan membaca ayat lain. Nah, ketika peserta mencoba mengingat-ngingat ayat, ini terkadang memakan waktu. Sampai-sampai juri harus mengetukkan palu 2x untuk lanjut ke soal berikutnya atau ke peserta berikutnya.
Alhamduillah, anak saya kemarin menjalani testnya dengan lancar tanpa kesalahan. Meski tidak berhasil menjadi juara, karena ada yang lebih baik dari anak saya, namun bagi saya dia telah menjadi juara. Malah lebih dari itu, dia berhasil melampaui orang tuanya, karena hafalannya lebih banyak dari kami orang tuanya. he..he..
Berikut adalah video rekaman ketika Kindi menjalani testnya.
wahh terimakasih telah berbagi informasinya
BalasHapus