Setiap sebulan sekali, kami para blogger akan berkumpul di kantornya detik.com. Acara ini biasanya diadakan pada hari minggu. Oleh karenan itu acara tersebut dinamai “Sunday Sharing”. Nah acara yang berlangsung tanggal 15 Februari kemarin itu, adalah acara yang ke 14. Berarti 14 bulan sudah Sunday Sharing diadakan. Lumayan konsisten juga ya. Setahun lebih, bayangin.
Ada apa di Sunday Sharing? Sesuai namanya “Sharing”, di acara tersebut para blogger saling berbagi tentang berbagai hal. Adapun konsepnya adalah kita ngumpul, terus mengundang seorang ahli untuk berbagi. Adapun bumbu-bumbunya adalah makan siang bareng, ada doorprize juga. Namun yang lebih dari itu adalah kesempatan untuk berkumpul dengan sesame penulis, saling berkenalan, menambah teman, ketawa-ketiwi bareng, dan banyak lagi.
Pada SundaySharing 14 kemarin, yang dibahas adalah seputar Travel Writing. Kami mengundang pak Teguh Sudarisman, seorang Travel Writer kawakan yang sudah jalan jalan menjelajah Indonesia dan ke luar negeri juga. Padahal pak Teguh ini bukan lulusan sekolah jurnalistik. Beliau malah lulusan UNDIP jurusan teknik Kimia, gak ada kaitannya dengan dunia jurnalistik. But there he is, an infamous Travel Writer J
Pada kesempatan kemarin, pak Teguh membagikan ilmu tentang seluk-beluk menjadi Travel Writer. Dan beliau mendorong peserta untuk terlebih dahulu menjelajah negri sendiri sebelum ke luar negeri. Mengingat Indonesia dengan segala kekayaanya tak akan pernah habis untuk dijelajahi dan digali kecantikannya. Ada tempat-tempat indah, baik dilaut, di gunung, di kota-kota. Ada juga bermacam upacara adat dan festival, belum lagi makanan berbagai citarasa yang tiap daerah pasti mempunyai makanan khasnya. Intinya, kalau mencari bahan tulisan, gak perlu ke luar negeri di Indonesia juga banyak sekali.
Nah, tulisan kita tentang kunjungan ke suatu tempat tersebut, bisa kita kirimkan ke majalah-majalah pariwisata
. Dan kalau tulisan kita dimuat, honornya lumayan ^_^. Namun tentu saja supaya bisa dimuat, karya kita itu haruslah bagus.
. Dan kalau tulisan kita dimuat, honornya lumayan ^_^. Namun tentu saja supaya bisa dimuat, karya kita itu haruslah bagus.
Pada presentasinya pak Teguh banyak menampilkan contoh-contoh tulisan yang telah dimuat di berbagai majalah. Tulisan tersebut ada yang merupakan karya beliau sendiri ada juga tulisan karya teman dan murid-mudirnya dia. Oh ya, pak Teguh ini suka mengadakan acara workshop Travel Writing, dan dari workshop tersebut banyak juga lulusan yang berhasil mengikuti jejak pak Teguh menjadi Travel Writer yang produktif.
Ketika berburu bahan tulisan, kita harus diperlengkapi dengan minimal 2 hal, kamera dan perekam suara. Karena artikel tentang travel itu terdiri atas 2 komponen utama, tulisan dan Foto-foto. Selain 2 alat tersebut, kita juga harus melatih “rasa ingin tahu” kita. Ketika mengunjungi suatu tempat, itu bukan sekedar dating, foto-foto terus pulang. Itu bukan seorang Travel Writer, namun hanya pelancong saja. Seorang Travel Writer itu harus punya rasa ingin tahu yang besar, menggali berbagai aspek dari sebuah tempat, atau acara, atau apapun yang sedang dia “liput”. Sehingga tulisannya nanti bisa memberikan informasi yang lebih kepada pembaca.
Nah setelah mendapatkan bahan-bahan, baru kita olah menjadi sebuah tulisan. Keterampilan ini juga harus diasah, karena merangkai bahan dan data yang kita peroleh menjadi sebuah artikel yang menarik, itu merupakan suatu seni tersendiri. Sebagai contoh, ketika mengulas tentang menu-menu dari suatu restoran, terdapat satu atau dua menu yang menurut kita tidak enak. Nah pada tulisan yang kita buat, jangan langsung to the point mengatakan menu ini tidak enak, karena hal ini tentu membuat pihak restoran menjadi tidak berkenan dengan tulisan kita. Meski tidak enak, kita bisa menyampaikannya dengan lebih menghaluskan bahasanya. Misalnya: “Restoran ini mempunyai menu A B C D, dan diantara kesemuanya, yang patut dicoba adalah menu A C D.” Selain itu kita juga sebaiknya menghindari menuliskan hal-hal yang sifatnya menyampaikan keburukan seseorang/badan, meskipun itu fakta. Karena bisa jadi pihak yang kita sebut tersebut tidak terima, dan balik menuntut kita. Bisa panjang urusannya.
Posting Komentar
Posting Komentar