Mempunyai rumah idaman memang jadi keinginan setiap orang. Apalagi ketika keluarga kita telah semakin berkembang dengan hadirnya anak-anak. Banyak faktor yang mendorong kita untuk memiliki rumah yang layak dan terletak di tempat yang strategis. Misalnya letaknya gak jauh dari tempat kerja, dekat dengan sekolah yang bagus untuk anak-anak, dsb.
Dengan berbagai pertimbangan itu saya telah membeli sebuah rumah dengan cara KPR di Bank BTN. Namun letaknya cukup jauh dari tempat saya bekerja. Dan karena saat itu perumahan tersebut masih baru dan sepi, saya belum menempatinya.
Sekarang daerah itu telah berkembang, sudah tiba saatnya saya menempati rumah itu. Namun ternyata saya butuh biaya untuk merenovasi rumahnya sehingga layak untuk ditempati.
Untuk membiayai renovasi tersebut, saya berencana mengajukan kredit ke Bank.
Dengan bantuan internet, saya mencari tahu syarat-syarat pengajuan kredit renovasi.
Untuk mempersempit pencarian, saya fokus pada 3 Bank saja yakni BCA, Mandiri dan BTN.
Kredit di BCA
Di website BCA www.bca.co.id terdapat informasi bahkan simulasi untuk penghitungan kredit. Silahkan buka webiste berikut:
http://www.bca.co.id/id/simulasi-pinjaman/kredit-kpr/kredit-kpr.jsp
Simulasi Kredit KPR BCA |
Disitu kita bisa memasukkan nilai pinjaman berapapun sesuai kebutuhan kita. Nanti akan keluar hasilnya berupa besarnya cicilan perbulan. Meski besaran tersebut masih akan fluktuatif mengikuti bunga yang berlaku. Namun cukup memberi gambaran pada kita tentang pembiayaan kredit tersebut.
Dengan berbekal hasil simulasi tersebut, saya datang ke salah satu kantor cabang BCA. Disana saya ke bagian Customer Service. Namun di Customer Service saya dapat informasi bahwa minimal pinjaman adalah 250 juta. Dibawah itu tidak bisa.
Sementara saya tidak butuh pinjaman sebanyak itu. Ketika saya mengatakan bahwa sudah mencobanya di halaman simulasi, dengan jawaban diplomatis, petugas Customer Service tetap mengatakan tidak bisa.
Ya sudah, mau gimana lagi ^_^ Saya pun pamitan dan keluar dari Kantor Cabang BCA tersebut.
Pilihan berikutnya Bank Mandiri
Kredit di Bank Mandiri.
Kebetulan sekali Kantor Cabang BCA ini terletak tidak jauh dari Kantor Cabang Bank Mandiri. Saya pun langsung menuju kesana. Ketika memasuki ruangan, saya disapa dengan ramah oleh Security. Ketika menyampaikan maksud saya mau mengajukan Kredit Renovasi Rumah, oleh Security saya diantar ke bagian Kredit.
Di bagian kredit tersebut saya dilayani oleh seorang petugas. Dengan telaten dia mendengarkan maksud saya dan menjelaskan dengan rinci berbagai hal seputar KPR dan kredit-kredit lainya yang ada hubungannya dengan rumah.
Disini saya mengenal istilah "Takeover Kredit". Takeover Kredit adalah KPR kita yang sedang berjalan, dipindahkan Banknya, dari bank yang satu ke bank lainnya. Bank yang men-takeover kredit ini akan menilai Rumah yang kita agunkan tersebut. Kemudian dari nilai agunannya itu, bank hanya bisa memberikan paling besar 80%nya saja. Jadi kalau misalnya Rumah yang kita agunkan itu nilainya 100jt, maka Bank hanya bisa memberikan pinjaman sebesar 80jt saja.
Nah dari yang 80jt ini kita tidak menerima seluruhnya, karena dari yang 80jt ini akan dikurangi lagi oleh sisa utang KPR kita sebelumnya. Ketika kita melakukan Takeover Kredit, kan proses kredit KPRnya belum selesai. Karena belum selesai berarti kita masih punya utang ke Bank berupa harga rumah saat dulu mengajuan KPR pertama kali. Meski sudah mencicil, namun karena belum selesai KPRnya berarti masih ada sisa hutang.
Nah sisa hutang ini nanti akan dikurangkan ke yang 80jt tadi. Alhasil pinjaman yang kita terima jadi lebih kecil lagi.
Petugas bank juga memberi saya solusi lain berupa KTA (Kredit Tanpa Agunan). Dia memberikan brosurnya, silahkan lihat gambar dibawah.
Brosur KTA Bank Mandiri |
Saya teliti angka-demi angka. Kemudian saya ambil contoh yang pinjaman 100jt dengan tenor (masa cicilan) 60x. Dengan masa cicilan 60x alias 60 bulan atau 5 tahun, maka saya harus membayar Rp 2.705.336,- /bulan.
2.705.336 x 60 = 162.320.160
162.320.160 - 100.000.000 = 63.320.160
Berarti dalam 5 tahun, bunga pinjaman KTA yang 100jt itu adalah sebesar 63,3jt.
Melihat hasil tersebut, saya agak nyesek juga, jadi dalam jangka 5 tahun, saya membayar bunga sebesar 63,3 juta kepada bank. Padahal buat orang seperti saya, uang sebesar 63,3 juta itu besar sekali. Bisa buat membiayai sekolah anak saya. ^_^
Disamping itu, pola pembayaran yang ditentukan bank adalah, kita bayar bunganya dulu, baru bayar hutang pokoknya.
Padahal kalau kita kan maunya gini: cicilan perbulan yang sebesar 2,7 jt itu terdiri dari:
- cicilan utang pokok sebesar: 100jt / 60 = 1,67jt
- cicilan bunga sebesar: 63.320.160/60 = 1,056jt
Namun ternyata Bank maunya tidak seperti itu. Dalam cicilan sebesar 2,7jt itu, tidak dibagi rata antara cicilan utang pokok dan cicilan bunga. Saya juga nggak tahu rumus pastinya seperti apa, tapi intinya, kita mencicil bunganya dulu yang sebesar 63,3 jt, baru setelah bunganya kebayar, baru kita mencicil utang pokoknya yang 100 jt.
Misalnya (ini contoh aja, yang tahu rumus sebenarnya itu pihak bank ^_^): Kita mencicil 60x, maka selama 30x cicilan pertama, itu kita hanya mencicil bunganya, sedang utang pokoknya tetap atau kalaupun berkurang, itu sedikit sekali. Nah baru pada cicilan 31 dst, kita mulai mencicil hutang pokoknya.
Sehingga kalau misalnya di tengah jalan kita punya rejeki, kemudian mau ngelunasin hutang KTA tersebut sekaligus, ternyata besarnya utang pokok itu berkurangnya tidak banyak.
Kredit di BTN
Akhirnya pilihan terakhir saya kembali ke BTN. Dari brosur kredit yang didapat dari BTN, saya harus mempersiapkan beberapa hal, diantaranya (silahkan lihat gambar):
Kredit Agunan Rumah BTN |
Nah, setelah semua persyaratan dipenuhi, berdasarkan informasi dari pihak Bank BTN Cabang Cikarang, saya berangkat ke Kantor Pusat BTN di gedung BTN. Gedung BTN ini terletak di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.
Singkat cerita saya sampai ke gedung BTN. Ketika sampai di loby, saya diarahkan oleh bagian informasi ke lantai 2. Disitu terletak bagian KPR.
Tak perlu menunggu lama, saya langsung dilayani oleh petugas. Saya kemudian mengutarakan maksud saya dan menunjukkan semua persyaratan yang diminta. Setelah memeriksa semua dokumen dan mengecek sistem di komputer, petugas bank memberikan beberapa informasi kepada saya.
Karena saya sudah melakukan KPR di bank BTN ini, maka ketika saya mengajukan kredit lagi, maka yang saya lakukan ini disebut TOP UP Kredit. Atau bahasa Inggrisnya, nambah utang ^_^ pada prinsipnya semua sistem bunganya sama.
Disini saya diberitahu bahwa pinjaman yang bisa diberikan pihak Bank adalah 80% dari nilai (harga) rumah yang diagunkan. Dan itu pun dipotong oleh sisa hutang pokok rumah lama. Setelah hitung hitung hitung, ternyata dana yang akan saya terima ketika top up ini dan kemudian dikurangi sisa hutang KPR, itu masih jauh dibawah dana yang saya butuhkan untuk renovasi. Sehingga kalaupun misalnya saya tetap memproses prosedur top up kredit ini, saya hanya akan menambah panjang masa cicilan rumah sedang dana yang diterima tidak mencukupi untuk renovasi.
Sang petugas menyarankan saya meng-agunkan aset yang lain. Rumah atau tanah lainnya yang saya miliki. Dengan demikian dana pinjaman yang bisa saya terima menjadi lebih besar. Itu masalahnya, saya tidak punya aset lain ^_^.
Semoga Allah memudahkan urusan saya ini. Amiiin....
***
Posting Komentar
Posting Komentar