![]() |
Drone yang terkena tembakan Laser |
Pengembangan senjata laser masa kini lebih dari sekedar menciptakan generator penghasil sinar Laser yang lebih kuat. Sistem senjata Laser sekarang harus berukuran kecil namun mempunyai daya hancur yang besar; mampu melacak dan mengunci target; dan bisa mengeluarkan sinar laser yang stabil meski dalam jarak jauh.
Selain itu, senjata laser harus dapat diintegrasikan dengan sistem command and control yang ada, serta sensor radar. Hal-hal tersebut menjadi fokus dari tes yang dilakukan di Fort Sill, dimana laser ATHENA dioperasikan oleh penerbang, sistem laser kemudian diberi input jejak drone yang diperoleh dari radar. Berdasarkan data dari radar ini, sistem ATHENA bisa melacak, menemukan, kemudian menembak jatuh drone yang menjadi targetnya.
Integrasi berbagai system ini oleh pihak Lockheed disebut "Rantai pembunuhan menyeluruh (full kill-chain performance)". Kemampuan ini merupakan persyaratan utama dari sistem senjata anti-Drone yang dibutuhkan oleh Departemen Pertahanan AS.
"Kami telah menyaksikan dalam berita baru-baru ini, bahwa solusi senjata laser sangat penting untuk menangkal ancaman kendaraan tak berawak (Drone). Sungguh menyenangkan, kami dapat menyaksikan para penerbang beraksi dengan teknologi terbaru Lockheed Martin," kata Sarah Reeves, wakil presiden Missile Defense Programme untuk Lockheed Martin. Kunci senjata Laser adalah integrasi dan ketangkasan. ATHENA telah berevolusi untuk memastikan bahwa hal-hal tersebut berhasil diterapkan, namun produk yang dihasilkan tetap mudah diimplementasikan oleh penggunanya, sambung Sarah.
***
Credit Foto: Official U.S. Navy Page
Sumber Artikel: newatlas.com