About


Hi, my name is Irpan. I live in Indonesia. This blog is to provide you with my trip stories, my ideas and some other things.

Facebook

BloggerHub

Connect with me

Jadwal Sholat

Nge-Gym di Stasiun

23 komentar

 

Alarm HP saya set di jam 4. Adapun bunyi alarm-nya adalah suara kokok ayam jantan. Sengaja dipilih itu supaya terasa alami. Ketika sang ayam jantan digital berkokok, saya geser tombol "matikan" di layar, lalu kembali rebahan. Saya tunggu 10 menitan untuk "mengumpulkan tenaga", untuk kemudian bangun.

Mandi dengan air hangat yang disiapkan istri, berpakaian, sholat Subuh, dan sarapan, adalah ritual tiap pagi di hari kerja.

Transportasi yang saya gunakan dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya adalah Sepeda Lipat dan Kereta. Saya berangkat kerja dengan naik sepeda lipat. Sampai stasiun, sepedanya dilipat dibawa masuk ke kereta. Nanti turun di stasiun tujuan, saya ke kantor naik sepeda lagi. Saya beruntung karena baik rumah maupun tempat kerja, keduanya dekat dengan stasiun. Naik sepeda cukup 10 menit saja sudah sampai.

Pengalaman bawa sepeda ke kereta
Suatu hari ketika sedang transit di Manggarai, saya duduk di bangku peron. Seorang bapak-bapak menghampiri saya. Usianya diatas 50-an kalau menurut taksiran saya. Kami bicara basa-basi tentang perjalanan kereta dan serba-serbi membawa sepeda di kereta.

Salah satu pertanyaan dari bapak tersebut adalah, "Masnya nggak malu bawa sepeda?".

Sambil tersenyum saya menjawab, "Ya nggaklah pak, kenapa mesti malu?"

Dan itu jawaban yang jujur keluar dari hati saya.

Saya pun bisa menerka mengapa muncul pertanyaan tersebut. Hal ini karena pertama, saya naik kereta bawa sepeda, yang kedua saya tidak "bergaya" ala "Pesepeda Kaya" hehe...

Outfit saya ketika naik sepeda ya outfit berangkat kerja, pakai Jeans, sepatu sneaker, kaos, dan jaket. Menggendong tas. That's it. Nggak pake helm sepeda mahal, jersey dan celana sepeda full color, kacamata keren, sepatu khusus sepeda. No.

Sehingga orang yang melihat pasti mikir, saya naik sepedanya karena mau ngirit nggak punya duit. Well, ngiritnya sih iya, tapi nggak punya duit, ya... nggak gitu konsepnya Bambang. ^_^

Dan saya tidak merasa malu dengan penampilan seperti itu. Lebih dari itu, saya juga nggak peduli orang mau bilang apa, mau nganggap miskin kek, ngirit kek, silahkan aja. Otak anda pikiran anda, saya tidak punya kewenangan untuk mengaturnya.

Tak jarang juga ketika berpapasan dengan cewek, ada aja cewek yang melengos. Saya cuma senyum dalam hati sambil tetap mengagumi kecantikannya. Gerakan melengosnya tetep gemesin.

Dengan bawa sepeda, selain ada yang nganggap miskin dan madesu, ada juga yang menganggap "friendly person" alias orang yang bersahabat. Sering kali saya disamperin orang dan ditanya perihal jurusan-jurusan atau jadwal kereta. Tentu saja saya jawab dengan senang dan ramah.

Saya merasa tersanjung, diantara sekian ratus orang di stasiun, kenapa orang tsb memilih saya untuk menjadi tempat bertanya? Saya jadi GR, mungkin dia melihat saya orangnya baik dan bersahabat karena bawa sepeda.

Oh ya, kadang rada kesel juga kalau ketemu orang yang paranoid. Melihat saya tampil beda, dia waspada. Dia sangka saya copet kali ya, karena ketika kita jalan searah, dan saya berjalan agak cepat karena mau menyalipnya, dia langsung megangin tas dan saku belakang.

Menemukan orang paranoid seperti itu meski agak kesel tapi saya nggak baper, biarin aja. Malah saya kasihan sama dia karena hidupnya serba ketakutan.

Kalaupun misalnya dia mencoba waspada dan mencegah jangan sampai kecopetan, daripada menderita karena mencurigai semua orang disekitar dia, mendingan melakukan tindakan preventif. Yang saya maksud adalah misalnya, dompet jangan disimpan di saku belakang, tapi di dalam tas yang sulit dijangkau. Hp jangan disimpan di tas, tapi di saku celana depan atau dipegangin. Pastikan semua barang berharga dalam tempat yang aman yang sulit dijangkau tangan jahat.

Saya melakukan hal tersebut, dan Alhamdulillah, bisa melewati stasiun-stasiun dengan hati tentram, nggak takut copet. Mau orang nyalip saya kek, mepet-mepet saya, ya udah so what.

Nge-gym di Stasiun
Btw, dalam banyak hal, saya itu nggak mau rugi. Dan ini berlaku juga untuk masalah sepeda. Saya pake sepeda which is itu alat transportasi, tapi itu juga alat olah raga. So saya gunakan sepeda tsb semaksimal mungkin untuk olahraga.

Berangkat kerja naik kereta sambil membawa sepeda lipat itu, secara tidak langsung  kita bisa nge-gym lho. Gowes sepeda, angkat sepeda ketika naik/turun tangga, berdiri di kereta jagain sepeda dari tekanan penumpang yang berjubel, semua itu membutuhkan tenaga dan mengencangkan otot.

Jika ini dilakukan tiap hari, sama aja dengan "nge-gym" jadinya. Dan itu saya buktikan sendiri.

Ketika gowes sepeda, saya suka cermati dan rasakan, kalau gowes dengan posisi tubuh seperti ini, otot mana yang bergerak lebih banyak. Kalau posisi tubuh begitu, otot mana yang dapat tekanan lebih banyak. Setelah tahu, maka saya akan gowes dengan posisi tubuh tertentu untuk melatih satu bagian otot tertentu.

Ketika mengangkat sepeda naik-turun tangga pun, saya coba rasakan, cara ngangkat begini, otot mana yang terbebani, dst.

Sekarang setelah sekitar 1 tahun naik sepeda, saya rasakan sendiri bedanya. Secara penampilan fisik lebih bagus, bentuk tubuh saya semakin ideal. Selain itu daya tahan tubuh dan stamina juga lebih bagus. Dulu sebelum gowes, jalan jauh dikit aja ngos-ngosan, sekarang kaki lebih kuat buat jalan. 



So, kerja naik kereta dan sepeda setiap hari, sangat banyak manfaatnya bagi saya. Dan itu keuntungan yang jauh lebih besar daripada "kerugian" akibat pendapat orang mengenai saya, yang mungkin memandang saya miskin lah, pelit lah, copet lah, dsb.

Saya sadar dan bersyukur atas rejeki non uang berupa kesehatan dan kesempatan membantu orang yang saya dapatkan dengan berangkat kerja bersepeda.

Alhamduilllah.


Related Posts

23 komentar

  1. berjalan dan bersepeda termasuk olahraga yg bisa menurunkan berat badan dan menstabilkan peredaran darah kalo dilakukan dg rutin, serta meningkatkan kebugaran tubuh.. trims udah berbagi ceritanya ya mas

    BalasHapus
  2. olahraga tidak selalu harus dilakukan dalam lingkungan gym atau dengan peralatan khusus. Dengan kreativitas dan pengamatan yang cermat terhadap tubuh dan gerakan, kamu dapat menciptakan peluang untuk berolahraga dalam berbagai situasi sehari-hari. Ini adalah inspirasi yang bagus bagi orang lain yang ingin memanfaatkan waktu dengan lebih efektif dan menjaga kesehatan fisik dalam rutinitas harian. mantap kak nge-gymnya....

    BalasHapus
  3. Di Indonesia kulturnya berbeda dengan Jepang yang malah sudah biasa dengan bersepeda. Tapi masalahnya jalanan sini juga ganas. Takut juga bawa sepeda ke mana-mana.

    BalasHapus
  4. Wkwkwk geli saya baca pas ada cewek melengos. Pasti itu cewe matre, cuma lihat sepeda aja langsung melengos.

    BalasHapus
  5. Seru bgt ya bisa naik sepeda ke tempat kerja. Saya kurang lebih satu tahun terakhi kalau mau berangkat jaga toko juga naik sepeda. Alasan pertamanya karena di toko aktivitas saya rendah sekali, jadi harus di boost saat berangkat dan pulang jaga toko. Efeknya jadi lumayan sering sepedaan yang cukup jauh.

    BalasHapus
  6. bersepeda ini sekarang memang jadi pilihan banyak orang ya buat berolahraga. selain itu bersepeda juga bisa membantu mengurangi polusi udara

    BalasHapus
  7. Saya ke mana-mana dulu juga pakai sepeda, sekarang lebih suka jalan kaki. Itu juga ada yang ngeremehin, semacam "beli motor dong" wkkwkwwk

    BalasHapus
  8. Mulanya saya berpikir memang ada gym di stasiun? Hehe. Namun dari mulai bridging saya menyadari bahwa poin yang ingin di sorot adalah sepeda, dan penggunanya. Bersepeda sebetulnya kendaraan masyarakat urban yang maju. Cuma kalo di Indonesia, yag kaya adalah mereka yang bawa kendaraan bermotor biasanya :), dan sepeda jarang menjadi pilihan.

    BalasHapus
  9. Sungguh privilege, bisa dapat kerjaan dan rumah yang berdekatan dengan stasiun. And benar Kang, nggak perlulah memikirkan apa kata orang. Hidupku pilihanku.

    Dan ternyata 'ngegym' angkat sepeda di stasiun juga kerasa bermanfaatnya. Lebih sehat tubuh tanpa harus mahal-mahal ke tempat gym, hehe.

    BalasHapus
  10. toss kak, saya juga hobi ontelan. Selain hemat, buat olahraga juga, terus karena emang ga lancar naik motor hehe

    BalasHapus
  11. Bisa ngebayangin, butuh kekuatan otot banget kalo naik turun kereta bawa sepeda di tengah padatnya penumpang. Sehat, kuat plus irit... Kita tuh, memang nggak bisa judge orang dengan melihat dari penampilan aja ya, Kak

    BalasHapus
  12. Aku sih gak masalah ya orang kerja naik sepeda. Cuma kadang mikir mungkin agak repot karena kalau lihat teman-teman yang naik kereta, pasti padat banget. Dilirik orang-orang mungkin karena dianggap ngabisin tempat

    BalasHapus
  13. Wah, traveling dengan sepeda lipat menurut saya sebenarnya asyik banget Kak. Terlebih lagi sepeda lipat bisa masuk ke kereta. Alhasil, gak perlu ngos-ngosan menempuh jarak yang berpuluh-puluh kilometer, tapi tempat tujuan pun tetap lebih mudah dijangkau. Selain mempermudah mobilitas, badan pun otomatis bertambah sehat ya Kak.

    BalasHapus
  14. wah seru banget bisa sepedahan setiap hari. Pengen rasanya kaya gitu, tapi belom ada waktu yang pasnya. Thanks sudah sharing pengalamannya yaa kak!

    BalasHapus
  15. Setuju Pan. Yg Mandang kita dengan berbagai hujatan lewatin aja. Saya juga kemana mana sepeda dan jalan kaki kok. Dianggap miskin ya ga apa. Biar cepat masuk sorga aja, kan hisabnya cepat dibanding orang kaya, hahaha....

    BalasHapus
  16. Kalau yang akhirnya tas dikekepin itu mungkin refleks kak, maklumin aja haha.
    Tapi yang bersepeda sering kok daku temui baik di kereta maupun MRT. Semasa gak mengganggu sih, no problemo, yang penting sepedanya dijaga, jangan sampai tertinggal.

    BalasHapus
  17. Salut bang! Ga usah pikirin tatapan mata orang atau komentar apalah, kita yang dapat sehatnya mereka ga dapat apa-apa kalau nggak pernah berlatih dan berusaha untuk jadi sehat. Salam sehat ya!

    BalasHapus
  18. Jujur, saya hampir 'tergocek' dengan judul tulisannya lho, Mas Irpan. Hahahaa. Saya kira beneran ada fasilitas 'gym' di stasiun. Saya sampai mikir2 dan pengen tau di stasiun mana yang ada gymnya. Wkwkwk. By the way, lanjutkan gaya hidup sepeda dan 'ngegym' di stasiunnya, Mas. Gak usah pikiran orang ngomong apa. Siapa tau kebiasaan Mas Irpan malah menginspirasi orang lain yang sempat memandang remeh. :D

    BalasHapus
  19. Sebenernya yang terasa ketika bike to work bukan hanya olahraga saat menuju kantor atau kembali ke rumah aja, tapi pas angkat-angkatnya ini loo.. Suamiku pernah kek gini, kalok uda cape parah.. nyerah, hahaha.. naik grab mobil dan sepedanya ditaruh bagasi.

    Gak jadi ngirit deh..
    Karena selain stamina pas berangkat sih masih full-energy yaa...
    Pas pulang, tantangan besar ini.. Udahlah rame, lelah bekerja seharian dan kudu gowes juga. Keren sii... salut banget, kak Irpan.

    Hwaitiing~

    BalasHapus
  20. Wah keren banget deh kk, secara sepeda itu kan lumayan banget kalau diangkat.

    BalasHapus
  21. Bener banget kk kenapa mesti malu dengan anggapan orang lain yang penting si ga ganggu kehidupan org ya

    BalasHapus
  22. Seru banget kak. Olahraga emang bisa banget buat senang, dan menaikkan mood. Sayangnya saya lagi jarang olahraga haha

    BalasHapus
  23. aku dulu juga punya keinginan untuk membawa sepeda kemana-mana hingga naik kereta, tapi tenaga ku belum kuat :(

    BalasHapus

Posting Komentar