About


Hi, my name is Irpan. I live in Indonesia. This blog is to provide you with my trip stories, my ideas and some other things.

Facebook

BloggerHub

Connect with me

Jadwal Sholat

Great Power, Great Responsibility

Posting Komentar
Great power great responsibility
Great power great responsibility


With great power, comes great responsibility..., kalimat tersebut
merupakan sepenggal dialog dalam film Spiderman. Kalimat ini diucapkan
oleh Uncle Ben, paman dari si Spiderman-Peter Parker, sesaat sebelum
meninggal karena ditembak perampok. Rupanya paman Ben menyadari bahwa
keponakannya itu telah mengalami hal yang luar biasa. Dan di ujung
nafasnya, dia berusaha memberikan bimbingan kepada Peter, agar Peter
menyadari bahwa kekuatan besar yang dia miliki itu membawa konsekwensi
tanggungjawab yang besar pula.

Manusia sebagai mahluk hidup, dalam rentang kehidupannya tentulah
mengalami fase-fase pertumbuhan dan perkembangan. Dari bayi, anak-anak,
remaja, dewasa, tengah baya, tua, dan mati. Suatu proses yang pasti
dialami semua manusia, bahkan semua mahluk hidup. Untuk menandai
fase-fase tersebut, manusia mengembangkan suatu alat ukur yang menjadi
standar dan diakui oleh siapapun dimanapun. Alat ukur tersebut dinamai
umur. Umur didasarkan pada waktu yang telah dilalui oleh manusia
tersebut, selama hidupnya dari semenjak lahir sampai saat ini. Nah,
waktu itu sendiri oleh manusia ditandai dengan hitungan detik, menit,
jam, hari, minggu, bulan, tahun, dst. Dan untuk umur, manusia
menggunakan satuan tahun.

Kembali ke ucapannya paman Ben, bahwa semakin besar kekuatan seseorang,
maka semakin besar pula tanggung jawabnya. Secara individu, manusia
seiring pertumbuhannya, kekuatannya pun semakin berkembang. Jika ketika
anak-anak hanya mampu mengangkat bantal misalnya, maka ketika sudah
dewasa dia mampu mengangkat beras sekarung. Itu contoh kekuatan fisik.
Ada lagi kekuatan nalar atau pikiran. Sewaktu anak-anak kita hanya mampu
menghitung 1-100 misalnya, atau penjumlahan dan pengurangan sederhana,
maka ketika dewasa, kita bisa melakukan penghitungan yang lebih
kompleks. Dua contoh tersebut merupakan bukti bahwa kita semua 'memiliki
kekuatan', dan tentu saja semakin besar kekuatan, semakin besar pula
tanggungjawabnya.

Contoh sederhana dari tanggung jawab tersebut, bisa kita lihat pada
bayi. Bayi, bisa dikatakan kekuatannya masih kecil, maka tanggung
jawabnya pun kecil sekali. Bayi tidak mungkin mengangkat satu sak semen
atau menyelesaikan soal mekanika kuantum, karena kekuatannya masih
kecil. Karenanya tanggungjawabnya pun kecil juga. Bayi hanya
bertanggungjawab menjaga kelangsungan hidup tubuhnya dengan bernafas,
makan, dan buang kotoran. Selain itu, tidak ada. Berpakaian menjadi
tanggung jawab orang tuanya, demikian juga membersihkan kotoran,
mengobatinya ketika sakit, dsb. Seiring bertambahnya usia, maka
tanggungjawabnya pun bertambah. Ketika anak-anak memelihara dirinya
sendiri misalnya, remaja membantu orang tua memelihara rumah, dewasa
membangun keluarganya sendiri, tengah baya memimpin RT atau jadi
direktur, dst.

Nah, kalau umur adalah alat ukur dari fase pertumbuhan manusia, maka apa
ya yang jadi alat ukur dari kekuatan dan tanggungjawab manusia? Apakah
ujian-ujian seperti UN? atau tes-tes psikologis dan tes IQ? atau
pendapat orang-orang disekitarnya? atau apa ya?

Soalnya banyak sekali kita temui, orang yang sudah banyak umurnya, namun
rasa tanggungjawabnya tidak sebesar umurnya. Atau sebaliknya.


Related Posts

Posting Komentar