Foto-foto sepak bola di Museum Olah Raga, TMII |
Sudah lama sepakbola menjadi olahraga terpopuler di dunia. Setiap kali dipertandingkan, terlebih Piala Dunia dan Piala Eropa, selalu menyedot perhatian. Media sosial sering dimanfaatkan klub untuk memperkenalkan, mempromosikan, dan berinteraksi dengan para penggemar. Bahkan beberapa Fans Club memiliki pertemuan rutin, di antaranya nobar (nonton bareng) jika klub favorit mereka berlaga; lengkap dengan atribut khas yang harus dibeli sendiri.
Masyarakat pun fanatik pada klub lokal mereka. Lahirlah sebutan akrab untuk para pendukung klub, seperti Jakmania (Jakarta), Bobotoh (Bandung), dan Bonek (Surabaya). Fanatiknya masyarakat pada sepakbola juga tidak lepas dari peran stasiun televisi yang menyiarkan pertandingan jangsung atau pertandingan tunda liga-liga sepakbola lokal dan dunia.
Fenomena lain pun dilakukan oleh kebijakan pemerintah. Untuk mengangkat prestasi sepakbola Indonesia. Sejak 2010 beberapa pemain asing di klub-klub dinaturalisasi. Hingga 2015, tercatat sudah belasan pemain mengikuti program tersebut.
Sejarah Sepakbola
Olahraga sepakbola dikenal sejak zaman purba. Menurut bukti ilmiah, pada masa Dinasti Han (sekitar abad ke-2 SM) di China, dikenal semacam sepakbola yang disebut tsu chu (xu ju). Permainan itu untuk melatih fisik para prajurit, berupa latihan menendang bola kulit dan memasukkannya ke jaring kecil. Pemain hanya boleh menggunakan kaki, dada, punggung, dan bahu.
Di Jepang, sejak 500-an tahun lalu, dikenal permainan menggiring bola dari kulit hewan yang disebut "kemari”. Di Yunani dikenal dengan nama "epyskiros" dan di Romawi "harpastum." Kemungkinan orang Romawi membawa permainan itu ke Inggris. Permainan yang mirip juga ditemukan di Mesir Kuna.
Pada tahun 1314, Raja Edward Il dari Inggris melarang olahraga ini karena banyaknya tindakan kekerasan brutal tanpa aturan, namun Raja Edward Ill mencabut larangan tersebut (1369). Permainan ini kembali dilarang oleh Ratu Elizabeth I (1572), sampai akhirnya Raja Charles Il pada 1680 mencabut larangan tersebut.
Tahun 1863, Football Association (FA) akhirnya resmi berdiri di London. Asosiasi inilah yang kemudian menata dan membuat peraturan permainan sepakbola untuk penyelenggaraan kompetisi di Inggris.
Sejarah Sepakbola di Indonesia
Sejarah Sepakbola Indonesia |
Klub sepakbola pertama di Batavia, Bataviasche Cricket-En Football Club Rood-Wit, berdiri pada 1893. Pada awal 1900-an banyak bond (kiub) didirikan oleh orang-orang Belanda yang kemudian bergabung dalam Nederlandsche-lndische Voetbal Bond (NIVB). Masyarakat pribumi kemudian mendirikan Vorstenlandsche Voetbal Bond (WB) pada 1923 dan Javasche Voetba/ Bond (JVB) pada 1924 di Surakarta, serta Indonesische Voetba/ Bond (IVB) di Surabaya pada 1927.
Bond-bond yang sudah ada ditambah Perserikatan Sepakbola Mataram (PSM), Voetba/bond Indonesia Jakarta (VIJ), dan Bandungsche Indonesia Voetbal Bond (BIVB) sepakat mendirikan Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia pada 19 April 1930. Di tahun yang sama, dalam Kongres I di Solo, namanya diubah menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Soeratin Sosrosoegondo terpilih meniadi Ketua PSSI.
PSSI |
Sejarah Kompetisi Sepakbola
Setahun Setelah PSSI terbentuk, kompetisi sepakbola amatir diselenggarakan (1931). Sepakbola juga dipertandingkan sejak PON pertama (1948). Untuk pembinaan, mulai 1965 diselenggarakan kompetisi untuk pemain yunior di bawah 19 tahun; memperebutkan Piala Suratin.
Babak baru sepakbola Indonesia dimulai ketika muncul klub profesional Pardedetex (1972), yang merekrut sejumlah pemain nasional, seperti Sucipto Suntoro, Iswadi Idris, dan Abdul Kadir.
Pardedetex-lah yang kemudian mensponsori Piala Marah Halim, mengusung nama Marah Halim Harahap, Gubernur Sumatera Utara periode 1967-1978. Awalnya Piala Marah Halim hanya diikuti kesebelasan perserikatan dari Tanah Air, namun kemudian tim-tim mancanegara pun diundang.
Pada 1979, PSSI mulai menyelenggarakan kompetisi bersifat semi profesional, yaitu Liga Sepakbola Utama (Galatama). Kemudian pada 1994 PSSI menggabungkan Perserikatan dan Galatama menjadi Liga Indonesia (Ligina). Pada 2008, PSSI melaksanakan Liga Super Indonesia sebagai liga sepakbola antarklub profesional pertama di Indonesia.
Kita Pernah di Piala Dunia
Indonesia di Piala Dunia 1938 |
Pada Olimpiade Melbourne, Australia (1956), kesebelasan Indonesia berhasil masuk perempat final bertemu Uni Soviet, yang merupakan kesebelasan papan atas dalam persepakbolaan dunia. Indonesia berhasil menahan Uni Soviet dengan skor 0-0, namun dalam pertandingan ulang dua hari kemudian, tim Indonesia kalah 4-0.
Pada era 1954 hingga 1972 kesebelasan Indonesia sangat disegani di tingkat Asia. Berbagai prestasi —paling tidak juara ke-3— pernah ditorehkan PSSI, seperti pada Asian Games di Jakarta, President Cup di Korea Selatan, Pesta Sukan di Singapura, King's Cup di Thailand, dan Merdeka Games di Malaysia. Prestasi sepakbola Indonesia anjlok sejak 1973 hingga 1983, meskipun berikutnya menjuarai SEA Games (1987 dan 1991). Setelah 1990-an prestasi Indonesia menurun tajam.
Perkembangan Terkini Sepakbola
Futsal |
Varian lain dari sepakbola adalah futsal, berasal dari kata Spanyol atau Portugis, futbol dan sala. Futsal adalah permainan sepakbola di dalam ruangan. Setiap tim beranggotakan lima orang. Futsal memiliki aturan baku FIFA, tetapi bebeda dari sepakbola. Futsal mulai dikenal di Indonesia sekitar 1998-1999, dan mulai dipertandingkan pada Liga Futsal Indonesia sejak 2006.
Sepakbola jenis lain yang dimainkan di pantai atau tempat berpasir adalah sepakbola pantai atau beasal. Di Indonesia, sepakbola pantai baru pepuler di Ba!i. Pada tahun 2015 di Jakarta, terbentuklah resmi Asosiasi Street Soccer Indonesia (ASSI). Namun hingga kini sepakbola jalanan belum memiliki aturan baku FIFA.
Sumber: Museum Olah Raga Indonesia, TMII
***
Baca juga:
- Para Legenda Olah Raga Indonesia
- Tokoh-tokoh Olahraga Indonesia
- Berbagai Turnamen Olahraga di Indonesia
Suasana Museum Olah Raga Indonesia, TMII:
Posting Komentar
Posting Komentar