About


Hi, my name is Irpan. I live in Indonesia. This blog is to provide you with my trip stories, my ideas and some other things.

Facebook

BloggerHub

Connect with me

Jadwal Sholat

Goa Sungging

Posting Komentar
“Ini adalah buaya putih yang menjaga ruang Prabu Siliwangi” kata pak Nadmudin sambil menunjuk keatas. Memang benar pada langit-langit gua terdapat barisan Stalaktit yang entah bagaimana terbentuknya, mereka berbaris sedemikian rupa sehingga membentuk sosok buaya yang besar. Adapun “ekor” dari buaya ini mengarah ke sebuah lorong. Lorong itu menuju ke ruangan Prabu Siliwangi. Sayangnya pak Nadmudin tidak bersedia mengajak kami menelusuri lorong tersebut dan melihat ruangan didalamnya.


Peta Goa Sungging
Peta posisi Goa Sungging, diantara Curug Cikaso dan Ujung Genteng

 Lebih detail:

Peta Goa Sungging
Detail arah menuju Goa Sungging
Selain ruang Prabu Siliwangi, didalam gua juga terdapat Batu Berputar, Pintu Penjara,
Ruang Musyawarah, Mata Air Cikahuripan, Taman, bahkan Kawah. Meski kawah disini bukan kawah vulkanik yang mengeluarkan gas beracun. Yang disebut kawah di dalam gua Sungging ini adalah sebuah lubang menganga yang cukup besar di ujung salah satu lorong. Lubang ini terlihat sangat dalam, tak ada yang tahu berapa dalamnya.

Beberapa formasi stalaktit, stalakmit dan batuan juga berbentuk unik. Ada satu stalaktit yang bentuknya tidak runcing. Ujung dari stalaktit yang menggantung itu berbentuk menyerupai kepala ular. Oleh pak Nadmudin, “sesuatu” itu disebut ular putih. Ada juga formasi batu dilantai gua yang terbentuk sedemikian rupa sehingga terlihat seperti badak bercula. Batu ini disebut Badak Putih.

Pak Nadmudin bercerita bahwa sebelum banyak dikunjungi oleh wisatawan, gua Sungging ini sebenarnya sudah sering dikunjungi orang. Meski tujuannya bukan untuk wisata, tapi untuk tujuan yang lain. Ada yang bertapa, ada yang mengasingkan diri, malah pada saat-saat menjelang ujian, banyak juga pelajar yang mengunjungi goa Sungging ini dalam upaya mengalap berkah supaya ujiannya lulus. Malah ada juga pejabat dan aparat pemerintah yang mengunjungi goa ini untuk tujuan tertentu.

Interior dari Gua Sungging berupa lorong-lorong yang sejajar. Antar lorong dihubungkan dengan lubang yang menyerupai pintu. Lorong-lorong yang bercabang ini cukup membingungkan. Kalau orang yang pertama kali masuk kesana dan tidak ditemani pejaga, maka dia bisa tersesat.

Ketinggian langit-langit gua pun bervariasi. Ada yang tinggi ada juga yang sangat rendah, sehingga untuk melewatinya kita harus membungkukkan badan. Dinding dan lantai gua berupa batu cadas berwarna kuning. Dan suasana di dalam terbilang panas, cukup untuk membuat kami semua basah kuyup oleh keringat.

Menurut pak Nadmudin, rangkaian lorong yang membentuk gua Sungging ini mencapai 6 hektar. Kalau kita mau menjelajah setiap jengkal ruangannya, bisa menghabiskan waktu sampai dua hari. Penjelajahan yang kami lakukan, yang hanya mengunjungi beberapa tempat itu saja sudah menghabiskan waktu sekitar dua jam.

Satu hal lagi yang unik dari Goa Sungging ini adalah, mulut goanya di tutup tembok dan dipasangi pintu. Kalau tidak ada pengunjung, pintu ini akan dikunci. Pak Nadmudin menerangkan, awalnya pintu goa ini tidak ada temboknya, alami apa adanya seperti mulut goa pada umumnya. Namun pernah kejadian ada orang yang masuk sendiri tanpa ditemani penjaga. Karena didalam goa itu lorongnya banyak dan bercabang-cabang, orang ini sampai tersesat. Untuk mencegah terjadinya hal serupa, maka pintu goa akhirnya ditembok dan pintunya dikunci.

Penjaga Gua Sungging
Penjaga Gua - Tiga Generasi
Pak Nadmudin adalah penjaga sekaligus pemilik dari lahan yang dibawahnya ada gua Sungging. Beliau menjadi penjaga gua meneruskan tugas ayahnya. Jadi tugas menjadi penjaga gua ini merupakan tugas turun-temurun. Bisa jadi pak Nadmudin ini, leluhurnya masih ada hubungannya dengan Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi, mungkin sanak saudara atau para punggawanya.

Gua Sungging memang belum begitu terkenal. Saat kami kesana, yang mengunjungi goa Sungging hanya rombongan kami saja, lainnya tidak ada. Goa yang terletak di Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Sukabumi ini masih berada di daerah Ujung Genteng. Jadi kalau kita mau berwisata ke Ujung Genteng, maka Goa Sungging bisa ditambahkan ke daftar destinasi.

Untuk mencapai lokasi goa, memang agak ribet. Silahkan lihat foto peta yang saya sertakan. Peta tersebut mengambil patokan pertigaan antara ke Cikaso dan ke Ujung Genteng. Kalau mau kesana sebaiknya kita menggunakan kendaraan pribadi yang berukuran kecil, paling besar Elf. Karena jalan masuknya sempit.

Goa ini berada di perut sebuah bukit kecil yang tidak jauh dari perkampungan warga. Hampir semua orang di desa Gunung Sungging ini tahu goa Sungging. Jadi kalau kesana, kita bisa tanya-tanya ke penduduk setempat kalau kesulitan mencapai lokasi.   

Selain goanya yang misterius, Desa Gunung Sungging juga mempunyai pemandangan yang indah. Hamparan sawah dan sungai kecil berair jernih memberikan daya tarik tersendiri. Ditambah lagi keramahan penduduknya. Dan yang tidak boleh dilewatkan adalah, kelapa segar yang dipetik mendadak dari pohonya. Selepas menjelajah goa yang panas, air kelapa yang manis dan seperti bersoda ini menjadi penyejuk yang tiada bandingannya.

Selamat menjelajah.

Goa Sungging
Perjalanan menuju Gua, lewat sawah-sawah


Pintu Gua Sungging
Pintu Masuk Gua Sungging ada dibawah bangunan itu

Gua Sungging
Turunan ke pintu Gua

Goa Sungging
Pintu Masuk diberi pintu dan dikunci


Goa Sungging
Didalam Gua Sungging


Goa Sungging
Didalam Gua Sungging



Goa Sungging
Di dalam Gua

Goa Sungging
Permainan cahaya menghasilkan foto yang "menyeramkan" ^_^

Goa Sungging
Colliers Adventure

Goa Sungging
Kelapa dadakan ngambil dari pohon

Goa Sungging
Bule Amrik

Goa Sungging
Orang Medan keturunan Arab

Goa Sungging
Ambon Manise
Kelapa Muda
Betokaw
Goa Sungging
Sesepuh merangkap fotographer


Goa Sungging
Itu saya ^_^


Related Posts

Posting Komentar