Ada banyak cara manusia bisa mengenal dirinya sendiri. Cara yang paling sederhana adalah bercermin.

Ketika kita bercermin. Kita jadi tahu rupa wajah kita, bentuk tubuh kita, dsb.

Cara mengenal diri lainnya ya melalui olah raga dan olah tubuh. Melalui aktifitas olah raga, kita memberi "beban" terhadap tubuh kita. Ketika tubuh kita diberi "beban" itu, ada bagian tubuh yang kuat, ada juga yang kurang kuat. 

Nah, dengan demikian kita jadi lebih tahu dan mengenal diri kita, kelemahan kita dimana, kekuatan kita dimana.

Adapun ilmu beladiri, merupakan bentuk lain dari olah raga, dengan metode "beban" yang lebih kompleks, dan dengan tujuan-tujuan supaya menghasilkan respon tubuh tertentu.

Misalnya, latihan pukulan, latihan tendangan, latihan tangkisan, dsb. Yang kesemuanya itu sebenarnya gerakan-gerakan olah raga, namun dengan "pembebanan" dan "tujuan" tertentu.

Dengan olah raga beladiri, kita bisa lebih mengenal siapa diri kita, kelemahan kita dimana, kekuatan kita dimana, dan bagaimana untuk lebih meningkatkan kualitas diri kita.

So, mari kita berolah raga beladiri. 
Computer problem
Computer problem

When employee experiencing a problem with his/her computer at the office, they will call the IT guy. When the IT guy arrives, the user says a short sentence: "My Computer is broken". Then IT guy will check the Computer, find out what happened, then solve the problem. And everything is back to work. After an exchange of "Thanks" and "You're welcome", IT guy will back to his station and The Employee can continue his/her work.

End of story.

Naaah, this article suppose to be a little bit longer right? ^_^

From years of experience handling IT technical support, I have a thought that, at some point, IT Technical Support (IT Guy) is like a Doctor, for both the computer and more importantly, for the user of the computer (The Employee).

Ok, from now on, if I say "we", it's mean the IT Guy, and if I say "user", it's mean the Employee.
In this article, I'm imagining doing conversation with my fellow IT Guys, with the user as  a spectator. Well, imagination is good for our brain, isn't it?

When we get a request to fix a problem, either by Phone,
Kamojang Hill Bridge
Kamojang Hill Bridge

Sejak lama jalan yang menghubungkan kabupaten Garut dengan Kabupaten Bandung adalah melewati Nagreg. Namun seiring perkembangan kawasan Garut dan Bandung, ruas jalan Bandung – Garut via Nagreg ini semakin kewalahan menampung banyaknya kendaraan yang melewatinya.

Pada waktu-waktu tertentu, terutama menjelang hari raya atau libur panjang, sudah bisa dipastikan ruas jalan ini akan mengalami kemacetan panjang. Adapun titik-titik macetnya jika dari Bandung ke arah Garut, di antaranya: Rancaekek, Nagreg, Kadungora, Leles dan Tarogong.

Sebenarnya jalur Bandung – Garut ini memiliki beberapa jalur alternatif.
Kartu Kredit BCA
Kartu Kredit BCA

Foto diatas adalah foto kartu BCA saya yang buram dan plastiknya sudah mengelupas. Eit… jangan salah sangka dulu, kondisi kartunya bisa sampai demikian bukan karena kualitas kartunya yang jelek, tapi karena kartunya yang telah “bekerja keras” selama 5 tahun! Kartu Kredit yang juga merangkap kartu Flazz ini telah menemani saya selama 5 tahun ini dan telah melakukan transaksi yang tak terhitung banyaknya, baik sebagai kartu kredit maupun kartu Flazz. Karenanya wajar saja kalau kondisinya sampai seperti demikian. Dan hebatnya lagi, biarpun sudah kusam mengelupas, kartu ini masih berfungsi dengan baik lho.

Meski kartu penggantinya sudah saya terima dari BCA, saya masih sayang sama kartu ini, jadi biarlah saya abadikan di postingan blog sebelum saya pensiunkan ^_^

Sekarang ini banyak orang yang antipati terhadap kartu kredit, disebut kartu setan lah, bikin orang terlilit hutang lah, dsb. Padahal sebenarnya Kartu Kredit itu hanyalah

Gunung Guntur ibarat berada di pekarangan kampung halaman saya. Namun meski dekat, dari dulu saya belum pernah mendakinya. Baru kemarin saya berkesempatan menjejakkan kaki di jalur Pendakian Gunung Guntur.

Gunung yang puncaknya berada di ketinggian 2249 mdpl ini mempunyai "wujud" yang unik, berbeda dengan gunung-gunung disekitarnya.



Jika gunung disekitarnya tampak hijau penuh pepohonan, maka G. Guntur gersang sendiri. Dari kejauhan tubuhnya terlihat coklat pirang. Warna ini dibentuk oleh permukaannya yang
Stasiun Lemah Abang
Stasiun Lemah Abang

Bagi sebagian besar penduduk Jakarta, Cikarang adalah suatu tempat yang sangat jauh. Karena Cikarang itu letaknya diluar Bekasi. Bekasi aja udah jauh, apa lagi Cikarang ^_^. Padahal kalau melihat plang penanda jarak di Jalan Tol, jarak Jakarta-Cikarang itu hanya 30 Km.

Saya sekarang tinggal di Cikarang sementara kerja masih di Jakarta. Tiap hari dilaju Cikarang-Jakarta, adapun transportasi yang saya gunakan adalah
Saya mau cerita tentang film 3 srikandi ini, namun ini adalah pendapat awam, bukan seorang yang ngerti perfilman.

Film ini berdasarkan kisah nyata tim Panahan Indonesia di ajang Olimpiade yang berhasil meraih medali perak.

Film 3 Srikandi
Saat pertandingan Olimpiade

Yang diceritakan di film ini tidak melulu latihan dan pertandingan, tapi juga mengisahkan
Berawal dari habisnya susu sikecil, saya mulai browsing-broswing di beberapa online shop untuk mencari susu dengan harga termurah. Saya buka website online shop A, buka kategori yang ada susunya, lalu scroll kebawah buat melihat berbagai merk dan harga susu. Kemudian saya juga buka online shop B, kali ini langsung menggunakan kolom ‘search’ , mengetikkan merek susu yang saya cari di kolom tersebut, tampil ada sekitar 64 susu merek yang dimaksud dengan berbagai harga. Kok bisa ya, barangnya sama harganya beda?

Market Place Online Shopping
Market Place

Wah kalau ini kita mesti rada mundur  kebelakang sedikit ^_^. Di dunia peronline shop-an ada yang disebut dengan marketplace. Untuk memahami apa yang disebut dengan marketplace tersebut
Luck for some people is nothing but just a myth. For the skeptic, Luck only exists in an imaginary world. They believe in hard work. In order to achieve their goals, they rely on all of those scientific measurements and strategic thinking and planning. 

I do believe that hard work is a must, in order to achieve what we set as our goal. But I also believe such Factor X. The things that came out somewhere, out of

We may often hear the term Pinched Nerve. And before I knew more, I imagine that Pinched Nerve is a condition where the nerve slid into the joints between the vertebrae ^ _ ^. But later, when my wife suffered from this disease, i got more knowledge about this pinched nerves things.

The Medical term of this Pinched Nerve is HNP (herniated nucleus pulposus). Sometimes Pinched Nerve is also called Herniate Disc or Bulging Disc; In the form of swelling or bumps, that occur on the pads between

Volcanic Crater
Kawah Ratu
Hiking activity is a good hobby and a lot of people like this type of recreation. But apparently, not everyone was comfortable with the activities of this mountain climb. The reason is diverse, ranging from fatigue, don't want to be a burden to others, etc. 

Surely, climbing up the mountain will surely be very draining. But do not worry, if you want to
Kawah Ratu Gunung Salak
Kawah Ratu, Gunung Salak

Aktivitas hiking alias naik gunung, sekarang ini memang tengah digandrungi. Namun ternyata tidak semua orang merasa cocok dengan kegiatan naik gunung ini. Alasannya bermacam-macam, mulai dari capek, takut menyusahkan orang lain, dan lain-lain.

Memang sih, yang namanya naik gunung itu pasti akan sangat menguras tenaga. Namun jangan khawatir, bagi yang ingin mencicipi rasanya naik gunung
Asuransi Bhakti Bhayangkara
Asuransi Bhakti Bhayangkara
Seminggu sebelum SIM saya berakhir masa berlakunya, saya berangkat ke kantor SATPAS Polres Tangerang di Tangerang Kota. Saya kesana karena dulu, SIM C saya ini dibuat di Tangerang. Sebelumnya saya sudah browsing-browsing di internet, mencari informasi tentang mutasi SIM. Saya harus mutasi karena sekarang saya KTP-nya Bogor.

Saya bahkan sampai telpon ke Call Center Korlantas POLRI di 021-1500669, menanyakan prosedur mutasi SIM. Dari petugas yang menerima telpon saya, saya diberitahu bahwa saya harus Cabut Berkas dulu di Tangerang, lalu
My Journey - Mencari Mata Air
Film My Journey - Mencari Mata Air

“Punahnya beribu-ribu mata air merupakan bencana yang tidak disadari manusia, namun akibatnya sangat terasa.”

Setiap tanggal 22 April, diperingati sebagai hari Bumi sedunia, atau International Earth Day. Peringatan  ini bermula pada tanggal 22 April 1970, ketika senator Amerika Gaylord Nelson memproklamirkan  Earth Day. Gaylord merasa prihatin akan kondisi bumi yang semakin rusak dan tercemar akibat ulah manusia. Kemudian sang senator menggandeng beberapa LSM untuk melakukan suatu aksi pada hari itu dalam rangka menyelamatkan bumi.

Kegiatannya bisa bermacam-macam dan tidak harus selalu pekerjaan yang besar. Bisa dengan bergotong-royong membersihkan lingkungan dari sampah. Menggugah kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan dan lebih dari itu, tidak memproduksi sampah, dsb.

Semangat menyelamatkan bumi ini juga bergaung di Indonesia. Banyak sekali komunitas-komunitas
Asosiasi Prasasti
Asosiasi Prasasti

Asosiasi PRASASTI adalah asosiasi pendidik dan praktisi seni pertunjukan Indonesia, merupakan wadah berkomunikasi, berkumpul, bersilaturahmi, tukar-menukar pengetahuan dan inforrnasi, didalam usaha pemberdayaan, pemanfaatan, penngelolaan dan peningkatan sumberdaya seni pertunjukan di Indonesia.

Asosiasi PRASASTI didirikan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45, dengan peran nyata dalam pengabdian kepada Bangsa dan Negara dalam memajukan Pendidikan Seni pertunjukan serta dunia Seni pertunjukan

Asosiasi PRASASTI adalah Organisasi yang menaungi Lembaga Sertifikasi Kompetensi berdasarkan Kurikulum berbasis Kompetensi,sebagai bagian dari Sertifikasi Kompetensi kerja Nasional Indonesia bidang Musik dengan pengembangan di bidang Tari dan Drama

Menyadari Seni pertunjukan di Indonesia belum terlalu menggema seperti yang terjadi di negara maju, terkadang selalu bercermin kepada negara-negara yang sudah maju tersebut, padahal bakat dan kemampuan diri dari para seniman Indonesia sangatlah membanggakan.

Hal tersebut perlu didukung oleh kemampuan yang global dan mendetail tentang bagaimana menggarap suatu pertunjukan berskala internasional.

Untuk itu Asosiasi PRASASTI menyikapi kondisi tersebut, salah satunya memberikan wawasan yang lebih luas kepada para praktisi seni dan budaya di negara kita untuk lebih maju dan berstandar Internasional.

VISI :
Tercapainya kemajuan pendidikan dan seni pertunjukan Indonesia yang berskala Internasional yang didukung oleh sumber daya manusia pendidik dan praktisi seni yang berkompeten.

MISI :
Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia & dan kelembagaan dalam seni musik tari dan drama, Mengembang luaskan penerapan sistem pendidikan dan seni pertunjukan yang modern dan mandiri, Mendorong para praktisi seni didalam pe-ningkatan kualitas melalui pendidikan kesenian, Menerapkan pemahaman budaya,lingkungan melalui pemberdayaan, pemantapan dan pengelolaan sumberdaya manusia seni yang berkelanjutan, Membuat berbagai event seni untuk memajukan pendidikan seni dan pertunjukan di Indonesia.


Sumber: Buku Acara Gala Premier Film "My Journey - Mencari Mata Air".
Rumah Balada Indonesia
Rumah Balada Indonesia
Rumah Balada Indonesia adalah wadah komunitas, para pemusik dan pecinta lagu-lagu balada sebagai pilar partisi di dalam dunia musik Indonesia untuk mengedepankan, mengangkat serta memasyarakatkan lagu-lagu balada agar dapat lebih popular dan sejajar dengan jenis-jenis musik lainnya.

Rumah Balada Indonesia dibentuk sebagai wadah berkumpulnya para pemusik balada untuk saling berkomunikasi, bertukar informasi dan mengembangkan lagu-lagu balada agar
Vidi Vici Multimedia
Vidi Vici Multimedia
Vidi Vici Multimedia yang berdiri sejak 1994 pada awalnya bergerak pada bidang produksi TV Commercial, Video Clips dan Video Profile.

Dalam perkembangan era Digital di tahun 2001 mulai merambah ke Studio Rekaman Digital, dengan memproduksi beberapa album yang salah satunya adalah Album "Air untuk Kehidupan", dimana lagu-lagu dalam album tersebut yang me¬inspirasi penbuatan Film Mencari Mata Air.

Sejak 2006, Vidi Vici Multimedia mulai menambah Jasa Produksinya ke pembuatan
Yayasan Garuda Nusantara
Yayasan Garuda Nusantara

Garuda Nusantara adalah singkatan dari Gabungan Rumpun Pemuda Nusantara. Yayasan ini merupakan sebuah wadah pembinaan Remaja, dengan pengabdian pada Alam dan Lingkungan. Didirikan pada hari Jum'at tanggal 14 Februari 1985. Terdaftar pada hari Sabtu tanggal 15 Februari 1986 dengan Akte Notaris Nomor : 094. Tertanda Notaris : Ny. SITI PERTIWI HENNY SHIDKI, SH.

Alamat Sekretariat : Jl Darmawangsa X No. 1 k ebayoran baru Jakarta Selatan 12160. Tel ( +61 21) 7262701, 7243913 - Fax. ( +61 21) 7243913.
Email : garuda_nusantara@gmx.com

Yayasan Garuda Nusantara didirikan oleh Ully Hary Rusady, Mayke Rusady dan Hary Tranggono. Sebagai Pimpinan adalah Ully Hary Rusady. YGN berazaskan Pancasila dan UUD '45. dan bergerak dalam bidang sosial serta tidak berorientasi politik. Yayasan ini dibentuk dengan tujuan dasar membentuk aktifitas dan kreatifitas "Sumber Daya Manusia" Remaja Indonesia dengan mengarahkan kegiatannya untuk aksi nyata Konservasi Alam dan Lingkungan , disamping menyalurkan bakat anggota ke arah kegiatan yang positif.

MAKSUD DAN TUJUAN YAYASAN GARUDA NUSANTARA

Meningkatkan kemandirian, kepemimpinan dan kepribadian; Meningkatkan keberanian, ketangguhan dan kedisiplinan; Meningkatkan ketahanan budaya bangsa; Meningkatkan rasa cinta kepada alam dan tanah air; Mempererat tali persaudaraan antara kalangan dan suku bangsa.

SASARAN

Pembinaan Pemuda u/ P3SD Berkelanjutan.

Yayasan Garuda Nusantara, terdiri dari 5 Departemen:
  1. Departemen Seni / GNS.
  2. Departemen Olah Raga / GNOR.
  3. Departemen Luar Biasa / GNLB.
  4. Departemen Keputrian / GNK.
  5. Departemen Cinta Alam / GNCA
***

Expedisi Penyelamatan Mata Air (EPMA)


Expedisi Penyelamatan Mata Air (EPMA)
Expedisi Penyelamatan Mata Air (EPMA)

Air merupakan kebutuhan dasar umat manusia. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan ketersediaan air untuk berbagai kepentingan terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Sementara ini jumlah mata air semakin berkurang karena kerusakan lingkungan hutan dan perubahan iklim. Punahnya beribu-ribu mata air ini menjadi bencana yang tidak terlihat oleh manusia, namun sangat terasa akibatnya.

Ekspedisi Penyelamatan Mata Air (EPMA) yang diprakarsai oleh Yayasan Garuda Nusantara merupakan satu usaha/ kebijakan yang strategis dalam mengurangi tekanan kerusakan, beban pencemaran areal lokasi mata air, sekitar mata air dan kawasan resapan air disamping mendorong upaya adaptasi terhadap dampak perubahan tata air akibat perubahan iklim.

Kebijakan ini merupakan bagian dari antara lain :
  • Upaya pemulihan kerusakan mata air/ penyelamatan mata air.
  • Menjaga dan melindungi kuantitas, kualitas dan kontinuitas debit air di DAS.
Keberadaan mata air tidak selalu dikawasan lindung atau kawasan hutan, karena telah ditemukannya sejumlah mata air dilahan penduduk, sempadan sungai, bantaran sungai, kawasan danau bahkan pantai.

Menurunnya jumlah mata air maupun debit volume air di berbagai mata air merupakan indikator adanya ancaman terhadap kelestarian keberadaan mata air.

Melalui Ekspedisi Penyelamatan Mata Air ini dilaksanakan berbagai program/ kegiatan antara lain : Pendataan lokasi mata air, pendataan debit/ kualitas air di mata air, pendataan budaya/ kearifan tradisional masyarakat lokal terkait air & lingkungan hidup, penanaman pohon keras tanaman ash daerah di kawasan mata air, bersih lingkungan seputar mata air, baksos (pembuatan saluran, penampungan air, MCK/ Jamban, dll), penyuluhan LH tema mata air dan kegiatan lain yang disesuaikan dengan sikon masing¬masing daerah.

Sumber: Buku Acara Gala Premier film "My Journey - Mencari Mata Air"
 Berikut ini beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk menjaga Bumi:
  1. Membudayakan gemar menanam pohon dan menggunakan tanaman hidup sebagai pagar rumah.
  2. Penebangan pohon harus diikuti dengan penanaman kembali bibit pohon yang sama dalam jumlah yang lebih banyak.
  3. Hindari membakar sampah.
  4. Jangan membuka lahan dengan membakar.
  5. Hemat energi seperti mematikan lampu dan peralatan listrik jika tidak diperlukan, menggunakan lampu hemat energi, dan tdk membiarkan kulkas terbuka terlalu lama.
  6. Menggunakan kertas di dua sisi, mendaur ulang kertas & menggunakan barang2 daur ulang.
  7. Membawa tas belanja sendiri untuk menghindari penggunaan kantong plastik.
  8. Hindari penggunaan lift atau ekskalator untuk naik maupun turun paling tidak untuk 2 tingkat. Biasakan menggunakan tangga agar lebih sehat dan hemat listrik ( untuk fasilitas kantor dan fasilitas umum).
  9. Mendisain bangunan dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yg alami, sehingga meminimalkan penggunaan AC dan penerangan listrik.
  10. Mengganti chiller (sejenis alat yang digerakkan dengan tenaga listrik yang berfungsi untuk mendinginkan suhu air sesuai yang diinginkan) dengan refrigerant non CFC dpt menghemat energi 35%.
  11. Usahakan menggunakan transportasi umum dan kendaraan yang berbahan bakar ramah lingkungan seperti gas dan biodiesel.
  12. Untuk jarak dekat usahakan tidak menggunakan kendaraan bermotor, tetapi dengan berjalan kaki atau bersepeda.
  13. Rawatlah mesin secara berkala agar emisi gas buang kendaraan baik.
  14. Tidak melebihi kapasitas penumpang kendaraan anda.
  15. Membeli produk-produk lokal untuk mengurangi transportasi barang-barang import.
  16. Periksalah tekanan ban anda secara teratur. Tekanan ban yang akurat dapat menghemat bahan bakar minyak.
  17. Istirahatkan kendaraan anda dua hari seminggu.
  18. Bagi industri selalu memantau emisi gas buang limbahnya.
  19. Menggunakan Produk Organik, Otak dan tubuh anak jauh lebih rentan terhadap racun ketimbang orang dewasa. Memberikan mereka makanan/produk organik yang menggunakan pupuk organik (tidak menggunakan pestisida sintetis, pupuk kimia sintetis, zat pengatur tumbuh, rekayasa genetika, dll) pula menghindarkan tubuh mereka dari paparan zat pestisida dan organisme berbahaya lainnya.
  20. Beli produk Organik (lokal), hasil pertanian lokal sangat murah dan juga sangat menghemat energi, terutama jika kita menghitung energi dan biaya transportasinya , emisi karbon yang dihasilkan akan lebih besar daripada manfaatnya.
  21. Membuat Kompos dari Sampah organik, Bagi Rumah Tangga yang Tidak Mempunyai Lahan/terbatas. Bagi rumah tangga yang tidak memiliki tanah atau lahan kosong, pengolahan sampah menjadi kompos dapat dilakukan dengan menggunakan ember, pot, kaleng bekas, atau sejenisnya. Benda-benda ini sekaligus nantinya dapat dijadikan pot.
  22. Secara berkala melakukan kampanye ramah lingkungan di berbagai acara dan kesempatan, Aplikasikan sistem reduce, reuse, recycle pada setiap sisi kehidupan kita. 
 Cara membuat Kompos sendiri di rumah:
  1. Sediakan ember, pot, kaleng bekas, ataupun wadah lainnya.
  2. Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air dari dalamnya.
  3. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari.
  4. Taburi dengan sedildt tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.
 Sumber: Buku acara Gala Premier film "My Journey - Mencari Mata Air"
Pada hari bumi, 22 April 2016 kemarin, saya berkesempatan menghadiri Gala Premier film "My Journey - Mencari Mata Air". Film bertema lingkungan yang menceritakan perjalanan 5 remaja di alam bebas, mencari mata air.

Salah satu oleh-oleh yang saya dapat adalah beberapa tips untuk menghemat air:
  1. Tidak membiasakan untuk membiarkan air mengalir dari kran tanpa berhenti.
  2. Periksa pipa secara teratur, perbaiki segera jika rusak atau bocor, dan kontrol penggunaan air di meteran secara teratur.
  3. Gunakan baskom untuk mencuci sayur atau piring. Hal ini dapat menghemat 15 kali dari pada mencuci langsung dibawah kran air.
  4. Gunakan lap dan ember untuk mencuci mobil. Hindari mencuci mobil dengan menggunakan selang air.
  5. Menggunakan shower untuk mandi (dengan daya sedang) lebih menghemat tiga kali dari pada menggunakan gayung.
  6. Tidak membiasakan diri untuk menyikat gigi dengan membiarkan air kran mengalir terus.
  7. Hanya menggunakan mesin cuci jika fasilitas cucian sudah banyak sehingga lebih menghemat air dibandingkan jika kita mencuci sedikit pakaian dengan jumlah air yang sama banyaknya.
  8. Biasakan menampung air hujan atau membuat sumur resapan agar tidak langsung terbuang kesaluran air.
  9. Manfaatkan air sisa cucian baju untuk mencuci awal kendaraan atau perabot lain.
  10. Manfaatkan air cucian utk menyiram tanaman.
  11. Biasakan menyiram tanaman pada sore atau malam hari karena pada siang hari air cepat menguap.
  12. Gunakan gelas minum yang lebih kecil untuk menghemat air (yang dapat ditambah bila diperlukan).





“Relawan Sosmed Penjilat”, saya membaca pernyataan itu pada status facebook seorang “friend”. Begitu membaca kalimat itu, saya merasa disengat. Ternyata ada ya orang yang punya pandangan seperti itu. Terus yang dimaksud “Relawan Sosmed Penjilat” itu yang seperti apa?

Saya pun mulai introspeksi diri…

Saya suka menulis blog, lumayan aktif di beberapa channel social media, seperti twitter, Instagram, dan Path. Saya bergabung di beberapa komunitas blogger. Saya juga terkadang hadir di acara-acara yang disponsori oleh suatu brand. Kehadiran saya di acara tersebut adalah sebagai blogger, yang meliput acara tersebut. Setelah acara selesai, saya menuliskan pengalaman saya selama mengikuti acara tersebut di blog. Well… memang ada beberapa hal yang “dipesankan” oleh si pemilik brand, seperti misalnya, jika saya menuliskan nama brand, maka disertakan juga hyperlink ke website si brand tersebut, dsb.

Apakah dengan datangnya saya di acara tersebut dan menikmati semua fasilitas yang ada, kemudian menuliskan pengalaman saya di blog, itu termasuk aktifitas “Menjilat?”.

Narik napas panjang…. ^_^

Baiklah, saya akan usahakan menuliskan pendapat saya se-netral mungkin mengenai hal ini. Saya tidak membenarkan maupun menyalahkan terhadap pernyataan “Relawan Sosmed Penjilat”.

Who am I
Untuk memulainya, saya coba dengan melihat beberapa website besar internasional. Saya biasa membuka newatlas.com, inhabitat.com, techcrunch.com, dan beberapa lagi. Pada website-website blog ini, mereka terkadang menuliskan cerita mereka ketika menghadiri suatu acara. Namun, mereka mengkhususkan di suatu bidang. Semisal newatlas.com, mereka mengkhususkan di bidang teknologi, meski memang lingkup teknologi secara luas, seperti teknologi luar angkasa, teknologi otomotif, teknologi kesehatan, dan inovasi-inovasi teknologi terbaru di berbagai bidang lainnya. Dan acara-acara yang mereka hadiri juga tentu saja seputar teknologi, seperti CES (Consumer Electronics Show), dsb.

Dari contoh diatas, bisa kita sebutkan bahwa Blogger atau Relawan Sosmed lainnya, memang harus memiliki identitas tentang diri mereka sendiri alias who am I. Seperti dokter atau ahli reparasi, mereka memiliki spesialisasi. Sehingga ketika orang memiliki suatu kebutuhan, dia akan mencari si spesialis tersebut.

Sekarang saya bertanya pada diri sendiri, who am I? How can I help others?

Who are my readers/followers
Kembali ke contoh newatlas.com. Website ini dibaca oleh 5 juta orang setiap bulannya. Dan pengunjungnya rata-rata para penyuka teknologi. Sehingga angka 5 juta pengunjung tiap bulan ini bisa dikatakan unik dan yang membaca halaman-halamannya memang butuh informasi seputar teknologi.

Beberapa blogger/penggiat sosmed memiliki visitor/follower dengan angka yang signifikan. Saya tidak tahu pasti apakah angka tersebut murni pengunjung unik yang mencari informasi yang disajikan si blogger/penggiat sosmed tersebut, ataukah campuran dengan follower dari komunitasnya atau lebih parah dari itu, yakni angka follower yang ribuan tersebut adalah hasil membeli.

Di Indonesia sekarang ini sudah berdiri banyak sekali komunitas blogger maupun komunitas-komunitas sosial media lainnya. Rata-rata mereka saling follow dan saling baca. Sehingga meski suatu account itu memiliki katakanlah 1000 follower atau pembaca, mungkin saja followernya ini, bukan unik dan mencari informasi yang disajikan, tapi teman-teman mereka sendiri satu komunitas.

Jika demikian adanya, maka ketika suatu artikel dimuat di blog si Relawan Sosmed, maka pembacanya bukan dari segmen pembaca yang diharapkan, tapi ya hanya komunitas itu-itu saja.

Hemm… kalau saya jadi  pemilik brand, kemudian minta bantuan Relawan Sosmed untuk mempromosikan brand saya, namun ternyata promosi ini tidak menyebar ke masyarakat luas, hanya tersebar di satu komunitas saja. Kok rasanya gimanaaa gitu… ^_^’

How am I paying back
Tidak bisa dipungkiri, menjadi “Relawan Sosial Media” ini bisa mendatangkan rejeki. Suatu brand terkadang mengontrak Relawan Sosmed dengan nilai rupiah tertentu untuk mengiklankan produk mereka di sosial media. Ada juga brand yang menggunakan strategi lomba blog, dan menyediakan hadiah yang menarik. Atau mengadakan acara launching produk, kemudian mengundang Relawan Sosmed ke acara tersebut, dengan memberikan berbagai fasilitas dan doorprize menarik.

Adapun si Relawan Sosmed, sebagai imbal balik dari apa yang didapatnya ini, dia harus membuat konten yang menginformasikan ke masyarakat tentang brand tersebut.

Again, jika blog/social media saya hanya dibaca oleh teman-teman komunitas saja, bukan pembaca yang unik yang nyari informasi tentang itu, apakah ini telah “membayar utang” saya?

Seperti halnya iklan yang ditayangkan di tv nasional, yang ditonton ratusan juta orang, bukan ditonton oleh anggota “komunitas tv nasional” saja, maka “iklan” yang saya kemas dalam bentuk tulisan blog atau postingan social media ini haruslah menjangkau sebanyak mungkin orang, bukan hanya teman-teman saya di komunitas. That’s how I’m paying back.

Take and give balance
Dalam suatu kerjasama, terjadi proses memberi dan menerima (take and give). Dan kerjasama yang bagus adalah yang sama-sama menguntungkan, proses take and give-nya seimbang. Nah, dalam hal kerjasama Pemilik Brand dan Relawan Sosmed, tentulah harus seimbang juga take and give-nya. Jangan sampai Relawan Sosmed, banyak take tapi sedikit give, atau sebaliknya, pemilik Brand yang banyak take dan sedikit give.

Dari sudut pandang Relawan Sosmed, ketika kita melakukan lebih banyak take daripada give, maka dengan berat hati saya harus mengatakan bahwa Relawan Sosial Media tersebut tidak bertanggungjawab atau sebut saja penjilat.

Ok, kita mendekati bagian akhir. ^_^

Dengan menjawab 4 pertanyaan:
-    Who am I
-    Who are my readers/followers
-    How am I payingback
-    Take and give balance


Saya bisa menentukan apakah yang saya lakukan ini adalah aktifitas menjilat atau bisnis.

Kalau termasuk bisnis, maka saya bisa menyangkal pernyataan "Relawan Sosmed Penjilat", dan dengan bangga saya akan mengatakan saya ini bukan Relawan Sosmed tapi Profesional Sosmed (Social Media Professional).

Namun kalau ternyata apa-apa yang saya lakukan ini termasuk penjilat, maka saya akan memperbaiki diri saya, seluruh aspeknya, sehingga tidak lagi menjadi penjilat tapi menjadi seorang Profesional Sosmed.

***
Kepada teman-teman di komunitas-komunitas blogger dan sosial media, saya mohon maaf kalau ada dari tulisan saya diatas yang menyinggung. Sedikitpun saya tidak bermaksud demikian. Saya sedang mencoba melakukan introspeksi diri, yang mudah-mudahan apa yang saya lakukan ini bisa memberikan manfaat kepada dunia per-sosial media-an di Indonesia.

Aamiin...



Syaraf Kejepit HNP

Syaraf Kejepit, kita mungkin sering sekali mendengar istilah itu. Dan sebelum tahu lebih banyak, saya membayangkan syaraf kejepit itu adalah urat syaraf yang kejepit diantara ruas tulang belakang ^_^. Namun belakangan, ketika istri saya menderita penyakit ini, pengetahuan saya tentang syaraf kejepit jadi bertambah.

Istilah Syaraf Kejepit ini secara medis namanya adalah HNP (Herniated Nucleus Pulposus). Berupa pembengkakan atau tonjolan yang terjadi pada bantalan antar ruas tulang belakang. Seperti kita ketahui, tulang belakang manusia itu beruas-ruas. Nah, antar ruas ini ada semacam bantalannya. Syaraf kejepit alias HNP ini adalah ketika bantalan antar ruas ini menonjol keluar dari rongganya dan menekan saluran syaraf. Kondisi ini menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Meski saya belum pernah merasakannya, namun saya melihat sendiri ketika istri saya kesakitan sampai bibirnya membiru.


Bagaimana bisa bantalan ini menonjol keluar?

Penyebab utama terjadinya HNP ada hubungannya dengan proses penuaan atau keausan bantalan antar tulang. Seiring bertambahnya usia, kadar air yang dikandung bantalan ini semakin berkurang. Hal ini mengakibatkan bantalan jadi kurang fleksibel dan rentan robek atau pecah. Adapun penyebab lainnya bisa jadi karena sering mengangkat benda berat dengan posisi badan membungkuk. Ketika  kita mengangkat beban, badan kita membungkuk dan menggunakan otot punggung untuk mengangkat. Hal ini menyebabkan tekanan berat pada bantalan-bantalan tulang punggung, dan ini beresiko menimbulkan HNP.


Adapun untuk HNP yang diderita istri saya, sepertinya bukan karena penuaan, mengingat istri saya masih mudah. Ehm…. ^_^ jadi mungkin penyebabnya adalah sering mengangkat beban secara membungkuk. Ditambah lagi, dia pernah beberapa kali mengalami jatuh duduk. Sehingga mungkin formasi tulang belakang atau bantalannya sedikit berubah.

Sebenarnya kalau sekedar terjadi sekali dua kali saja jatuh duduk, resiko HNP sangat kecil. Namun ada faktor yang berpengaruh yang membuat bantalan jadi membengkak. Faktor ini adalah kekuatan otot punggung. Kalau otot punggung seseorang kuat, ketika mengalami jatuh atau goncangan atau tekanan, meski terjadi perubahan posisi antar ruas tulang belakang, karena otot punggungnya kuat, maka susunan ruas tulang belakang dan bantalannya akan kembali ke kondisi normal.

Masalahnya adalah, orang-orang sekarang sedikit sekali berolahraga atau melatih otot-ototnya, sehingga otot tubuh mereka lemah, termasuk otot punggung. Akibatnya ketika terjadi perubahan posisi tulang punggung, otot punggungnya tidak cukup kuat untuk menarik tulang kembali ke posisi normal. Dan terjadilah HNP.

Bagaimana penyembuhannya?

Jika HNP ini masih pada taraf awal, maka penyembuhan dengan fisio terapi dan olah raga renang, bisa membantu memulihkan kondisi tulang punggung dan bantalannya. Namun pada kondisi akut, mau tidak mau harus dilakukan operasi. Operasi yang dilakukan disini adalah untuk menghilangkan bagian bantalan yang menonjol dan menekan syaraf.

Nah HNP yang diderita istri saya pun termasuk yang harus dioperasi. Adapun jenis operasi yang dilakukan adalah MED (Micro Endoscopic Dissection). Dokter membuat sayatan kecil di atas bagian yang kena HNP. Lalu dengan bantuan kamera dan peralatan operasi canggih, bagian yang menonjol dan menekan syaraf ini bisa dihilangkan.



Alhamdulillah setelah dioperasi MED ini, istri saya tidak merasakan sakit lagi. Kalau pun ada, itu adalah rasa sakit akibat sayatan pada bagian yang dioperasi.

Istri saya dirawat di Rumah sakit, total selama 5 hari. Namun demikian ketika pulang kerumah, tidak bisa langsung beraktifitas seperti biasa, karena bagaimanapun tindakan operasi ini berdampak trauma sementara, seperti sakit pada luka operasi, terus ketika mau duduk atau berbaring masih agak-agak takut, badan masih lemah, dsb.

Malahan pada 24 jam pertama setelah operasi, istri saya sempat mengalami sulit buang air kecil. Penyebabnya adalah sisa pengaruh bius yang mungkin mempengaruhi mekanisme organ kandung kemih. Untunglah susah buang air kecilnya tidak berlangsung lama. Hari kedua sudah berangsur pulih.

Nah, bagi temen-temen yang masih sehat segar bugar, jangan terlena. Rajin-rajinlah berolahraga sehingga otot-otot tubuh kita menjadi kuat. Dengan demikian berbagai resiko cedera yang bisa timbul akibat lemahnya otot, bisa diminimalkan.







Marina Bay Singapura
Marina Bay Singapura

Singapura bagi sebagian orang Indonesia bukanlah Luar Negeri. Singapura seakan telah jadi semacam kota dari suatu provinsi di Indonesia, seperti Bandung, atau Surabaya, atau Medan. Banyak orang Indonesia yang wara-wiri Jakarta-Singapura atau Batam-Singapura tiap seminggu sekali atau sebulan sekali. Entah untuk keperluan bisnis, sekolah, atau wisata. Dan puncaknya biasanya menjelang hari libur nasional atau liburan sekolah.

Kalau jalan ke Singapura dan ketika menjelang pulang kita mencari souvenir untuk oleh-oleh, maka ada satu tempat yang cocok sekali untuk dikunjungi, terutama untuk orang-orang Indonesia yang suka harga murah. Tempat itu cukup terkenal yakni Bugis Street.


Bugis Street Singapura
Bugis Street Singapura

Bugis street ini menyerupai gang yang kiri-kanannya dipenuhi pedagang souvenir. Mulai dari kaos-kaos berdisain Singapura, bermacam-macam merchandise khas Singapura, dsb. Dan yang penting semuanya harganya murah-murah. Untuk kaos misalnya, kita bisa mendapatkan kaos seharga 10 Sing Dollar untuk 3 kaos. Terus untuk merchandise semacam gunting kuku, atau gantungan kunci, ada yang 3 buah 10 Sing Dollar, malah ada yang 6 buah 10 Sing Dollar.  Kalau kita mencari oleh-oleh murah-meriah, BugisStreet lah tempatnya.

Bugis Street Singapura
Bugis Street Singapura

Selain souvenir, di Bugis Street juga ada toko-toko yang menjual bahan-bahan obat-obatan tradisional Cina, maupun bahan makanan yang dikeringkan. Sewaktu ke sana, saya pernah mengantar teman saya membeli bahan obat tradisional di sebuah toko bernama Joo Huat Trading. Toko ini ada di basemen sebuah gedung bernama Fu Lu Shou Complex, masih di daerah Bugis Street.

Toko obat Cina di Bugis Street
Toko obat Cina di Bugis Street

Toko Joo Huat ini menjual berbagai macam bahan makanan yang telah dikeringkan. Selain bahan makanan, disini juga dijual berbagai macam bahan obat-obatan tradisional Cina. Di dinding bagian dalam toko, berderet satu dinding penuh kotak-kotak dan toples-toples berisi akar-akaran, dan bahan ramuan lainnya. Dan tentu saja tak ketinggalan, Ginseng si akar ajaib.
Toko obat Cina di Bugis Street
Toko obat Cina di Bugis Street

Bugis Street ini lokasinya berada di persimpangan antara Rochor Rd dengan Victoria St. Patokannya adalah Sim Lim Square. Dari sini juga kita bisa mencapai Gedung “Durian” Esplanade, patung Merlion dan Marina Bay dengan berjalan kaki. Kebetulan Gedung Espalanade, Patung Merlion dan Marina Bay ini berada di satu area yang berdekatan.

Peta Bugis Street
Peta Bugis Street

Gedung Durian Esplanade
Gedung "Durian" Esplanade
Suasana di Bugis Street ini mengingatkan kita akan kawasan-kawasan di Jakarta yang ramai, banyak pedagang kaki lima dan orang lalu-lalang terkadang berdesakan. Namun sepanjang tempat-tempat yang saya kunjungi di Singapura ini, hanya di Bugis Street ini lah tempat yang ada pedagang kaki limanya dan terkesan padat. Selain itu, tidak ada daerah seperti Bugis Street ini lagi. Semuanya serba teratur dan terkesan sepi. Jalanan mobil pun tidak sepadat di Jakarta.

Pedagang Kakilima di Bugis Street
Pedagang Kakilima di Bugis Street



***
Baca juga:

- Fem, catatan saya tentang seorang pramusaji Hooters Restaurant di Clarke Quay, Singapura



Copyright © 2018 - irpanisme.com. Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © 2020